SRAGEN, iNewsSragen.id - Calon Gubernur Jawa Tengah, Andika Perkasa, berkomitmen untuk memberikan relaksasi dan kemudahan bagi pengusaha padat karya di Jateng. Inisiatif ini bertujuan untuk mencegah pemutusan hubungan kerja (PHK) dan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Janji tersebut disampaikan Andika saat bertemu karyawan PT Tri Usaha Sejahtera Pratama (Trust) di Krikilan, Masaran, Sragen, Senin sore, (21/10/2024). Dalam acara itu, Andika didampingi istri dan timnya, serta Ketua DPC PDIP Sragen, Untung Wibowo Sukawati, yang juga merupakan calon bupati.
Andika berdiskusi dengan perwakilan karyawan PT Trust dan memberikan dukungan penuh untuk pengembangan pabrik. Ia menyatakan bahwa dengan tiga pabrik yang mempekerjakan 4.500 karyawan, PT Trust harus berupaya membuka lebih banyak pabrik ke depan.
“Pabrik karung plastik di Sragen ini telah menyerap 1.600 tenaga kerja. Kehadiran pabrik ini juga mendorong munculnya usaha kecil, seperti warung dan indekos, yang berarti lebih banyak orang dapat dipekerjakan,” ujarnya.
Andika juga mendorong penyediaan transportasi gratis untuk anak-anak karyawan yang bersekolah, guna mengurangi beban pengeluaran keluarga. Ia berharap hal ini dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga karyawan.
“Saya beruntung dapat melihat langsung bagaimana karyawan di PT Trust dapat menghidupi banyak keluarga. Di Sragen, ada 1.600 orang yang bekerja di sini, dan dampaknya dapat meluas ke usaha mikro dan kecil di sekitar,” jelasnya kepada wartawan.
Kunjungan Andika ke pabrik-pabrik bertujuan untuk memberikan informasi dan mendorong pengusaha melakukan ekspansi. Jika terpilih sebagai Gubernur Jateng, ia berencana memberikan fasilitas untuk pengusaha agar tetap membuka pabrik dan mengembangkan usaha mereka.
“Mereka dapat mendirikan pabrik kedua, ketiga, hingga kesepuluh. Kehadiran pabrik sangat penting bagi masyarakat untuk menjaga agar mereka tidak jatuh ke bawah garis kemiskinan. Bentuk dukungan ini akan berupa relaksasi dan kemudahan,” tambahnya.
Andika juga menyoroti dampak negatif dari penutupan pabrik, yang bisa memicu PHK massal dan penutupan usaha kecil lainnya. Ia menyebut bahwa salah satu penyebabnya adalah beredarnya tekstil impor ilegal di Indonesia.
“Tekstil ilegal tidak membayar pajak dan harus dihentikan, karena dapat membunuh industri tekstil dalam negeri. Masalah ini harus ditangani secara lintas sektoral, tidak hanya di tingkat kabupaten, tetapi juga provinsi dan pusat,” tegasnya.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait