SRAGEN, iNewsSragen.id – Suasana meriah menyelimuti Hari Jadi ke-104 Desa Karangpelem, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, yang dipusatkan di kawasan wisata Umbul Ngepok, Selasa (9/9/2025). Ribuan warga memadati lokasi sejak pagi untuk menyaksikan rangkaian acara yang dipenuhi atraksi seni budaya, kirab gunungan, hingga ritual sakral.
Kepala Desa Karangpelem, Suwarno, mengatakan kegiatan ini menjadi momentum kebersamaan warga. Puncak acara ditandai dengan kirab budaya yang menampilkan dua gunungan besar. Gunungan tersebut dipanggul oleh perwakilan organisasi pencak silat desa, menjadi simbol kekompakan dan persatuan masyarakat.
Tak berhenti di situ, kemeriahan semakin terasa dengan hadirnya bendera Merah Putih sepanjang 500 meter yang dikibarkan secara bersama-sama. Penampilan drumband dari siswa-siswi sekolah dasar juga menambah semarak acara.
Kesenian Tradisi dan Ritual Sakral
Warga Desa Karangpelem juga menampilkan kesenian khas berupa untup-untup, yakni musik tradisional yang menggunakan bambu sebagai instrumen utama. Selain itu, prosesi ritual pengambilan air Umbul Ngepok dikemas dalam bentuk drama dengan balutan tarian sakral oleh Sanggar Tari Sedap Malam Sragen.
Kreativitas warga semakin mempertegas bahwa tradisi di Karangpelem masih hidup dan diwariskan lintas generasi. Salah satu gunungan yang diarak bahkan langsung menjadi rebutan warga hanya dalam hitungan menit. Begitu pula dengan tumpeng yang disiapkan panitia, ludes dalam sekejap karena antusiasme pengunjung.
Ketua DPRD Sragen Suparno menyampaikan pesan melalui sendratari Merti Banyu.Foto:iNews/Joko P
Ketua DPRD Sragen, Suparno, hadir dalam acara dan memberi makna pada pertunjukan sendratari Merti Banyu. Ia menafsirkan sembilan bidadari yang turun dari langit dalam pertunjukan itu sebagai simbol teladan kebaikan bagi masyarakat.
“Tidak setiap desa memiliki aset berupa mata air alam seperti yang dimiliki Karangpelem. Ini adalah anugerah besar yang bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan warga,” ujarnya. Ia juga berkomitmen mendorong peningkatan infrastruktur, terutama pembangunan jalan, agar potensi desa semakin berkembang.
Wakil Bupati Sragen, Suroto, turut memberikan apresiasi kepada masyarakat Karangpelem. Menurutnya, pelaksanaan Hari Jadi ke-104 ini menjadi bukti nyata bagaimana warga mampu melestarikan budaya sekaligus memanfaatkan potensi alam desa.
“Melalui kegiatan ini, masyarakat Karangpelem telah menunjukkan bahwa seni dan budaya adalah warisan yang patut dijaga. Tradisi seperti untup-untup dan ritual sakral di Umbul Ngepok harus terus diuri-uri agar tidak hilang ditelan zaman,” ungkapnya.
Ajang Uri-Uri Budaya dan Promosi Wisata
Bagi masyarakat Karangpelem, perayaan ini tidak hanya sebagai hiburan, tetapi juga menjadi ajang mempererat persaudaraan dan menguatkan identitas budaya. Umbul Ngepok yang menjadi pusat acara juga semakin dikenal sebagai salah satu destinasi wisata unggulan Sragen.
Prosesi ritual Merti Banyu (pengambilan air) di Umbul Ngepok dikemas dalam tarian sakral.Foto:iNews/Joko P
Ribuan warga yang hadir menandakan antusiasme tinggi terhadap acara ini. Selain melestarikan budaya, kegiatan semacam ini juga dapat mendongkrak potensi wisata lokal yang memberi dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Dengan semangat gotong royong, perayaan Hari Jadi ke-104 Desa Karangpelem berhasil menjadi momentum penting yang menyatukan tradisi, seni, dan kebersamaan masyarakat di tengah arus modernisasi.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait