SUKOHARJO, iNewsSragen.id - Memperingati Hari Guru Nasional yang ditetapkan tiap tanggal 25 Nopember ini, siswa SMA Muhammadiyah Al Kautsar PK Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah (Jateng) mempunyai cara berbeda dalam memberi hadiah kepada gurunya.
Persembahan hadiah yang membuat para guru terharu dan bahagia itu, berupa bacaan 1 Juz hafalan Al Quran. Di hadapan para guru yang duduk dengan khidmat, lantunan 1 Juz hafalan itu diperdengarkan oleh salah satu siswa bernama Muhammad Irfan, siswa kelas 12.
Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah Al Kautsar PK Kartasura, Nasrul Harahap, menyampaikan, pihaknya sangat terharu mendapat hadiah 1 Juz hafalan sekali duduk yang dibacakan oleh siswa.
"Hari ini, kami memperingati Hari Guru Nasional, dimana ada persembahan hadiah atau ucapan terima kasih dari anak (siswa-Red) kepada guru. Namun hadiah kali ini tidak seperti pada peringatan (tahun) sebelumnya," kata Nasrul saat ditemui, Jum'at (25/11/2022).
Meskipun bukan sekolah khusus Tahfidz Qur'an, namun SMA Muhammadiyah Al Kautsar PK Kartasura membekali para siswanya paling sedikit hafalan 2 Juz. Pembekalan itu sejalan dengan program sekolah yang dicanangkan berbasis kepemimpinan.
"Kami memiliki mimpi, dimasa yang akan datang para pemimpin bangsa ini, baik dari tingkat RT, Lurah, Camat, Bupati, Gubernur, sampai Presiden, tidak hanya bisa memimpin masyarakatnya, tetapi juga bisa memimpin sholat atau menjadi imam," terang Nasrul.
Sekolah milik amal usaha Muhammadiyah yang sudah sejak lama berdiri dan baru sekira lima tahun lalu melakukan pembaharuan pengelolaan dengan program khusus itu, setiap tahun selalu memperingati Hari Guru.
"Kalau memberi hadiah dalam rangka hari guru, setiap tahun anak-anak selalu melakukan, namun yang berupa menyampaikan hafalan Qur,an baru kali ini. Jadi, ini unik," ungkap Nasrul.
Sejak dirintis lima tahun lalu, SMA Muhammadiyah Al Kautsar PK Kartasura telah mengalami perkembangan cukup signifikan. Dari jumlah murid pada angkatan pertama berjumlah puluhan, sekarang total menjadi 127 siswa.
Mengingat sekarang menjadi sekolah dengan program khusus, maka tiap angkatan dibatasi maksimal hanya 50 siswa yang dibagi menjadi 2 kelas. Masing -masing kelas hanya menampung sekira 25 siswa."Memang sengaja kami batasi, karena (sekolah) ini memang program khusus," pungkas Nasrul.
Editor : Joko Piroso