BREBES, iNewsSragen.id – Kisah pilu yang dialami Aan Diniyati (40), warga Desa Kertabesuki, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes. Dia rela berjalan kaki mendorong kursi roda suaminya, Nurohman (56) demi bisa mengantarkan suami berobat ke rumah sakit.
Aan harus jalan kaki sejauh 10 km bolak-balik dari rumah menuju Rumah Sakit Bhakti Asih Brebes. Meski Nurohman tak berdaya, sang istri Aan Diniyati tetap menemani sang suami yang harus cuci darah dua kali dalam seminggu yakni hari Rabu dan Sabtu.
Saat ditemui media, Nurohman mengatakan, awalnya sebelum gagal ginjal dia menderita kencing manis pada 2016 lalu. Hingga akhirnya, dia mengalami gagal ginjal dan dokter menyarankan untuk cuci darah.
"Awalnya itu saya harus periksa rutin karena diabetes. Nah, pada 2016 itu kaki saya bengkak dan disarankan cuci darah hingga sekarang," ujarnya dikutip dari iNews.id, Minggu (11/6/2023).
Dia juga mengatakan kalau sebelum menikah, sang suami sudah menderita kencing manis. Dan mulai rutin cuci darah itu sejak kakinya bengkak pada 2016 lalu. "Mulai rutin cuci darah itu pada 2016 lalu. Dokter waktu itu menyarankan untuk cuci darah, hingga sekarang," katanya.
Aan menjelaskan, awal sang suami menjalankan cuci darah dua kali dalam seminggu. Namun pada 2018 lalu kondisi sang suami sempat stabil dan kontrol cuci darah sekali dalam seminggu. "Pada 2019 lalu, suami ngedrop lagi, jadi cuci darahnya dua kali dalam seminggu lagi hingga sekarang," jelasnya.
Menurutnya, selama melakukan cuci darah dia mengantar sang suami ke RS menggunakan kursi roda. Alasan dia mengantar sang suami untuk cuci darah menggunakan kursi roda karena tidak memiliki banyak biaya.
"Dulu pernah pakai bentor (becak motor) tapi uang buat bayarnya enggak cukup. Jadi, ya pakai kursi roda ke rumah sakitnya sejak 2020 lalu," ungkapnya. Saat ditanya kenapa tidak menggunakan mobil siaga di desa, dia menjawab, malu jika harus meminta bantuan menggunakan kendaraan tersebut.
Pasalnya, sang suami harus diangkat-angkat saat akan periksa. "Malu mas. Soalnya, kalau periksa itu suami saya diangkat-angkat. Jadi, saya gak mau merepotkan orang lain, sehingga milih pakai kursi roda ke rumah sakit," tegasnya.
Dia mengaku, kursi roda yang digunakan untuk membawa sang suami periksa itu merupakan hasil pembeliannya. Dia rela mengamen untuk bisa membeli kursi roda buat sang suami. "Kalau dulu saya kerjaannya mbutik bawang merah. Ngga cukup buat beli kursi roda, jadi saya ngamen agar bisa tercukupi buat beki kursi roda," ungkapnya.
Lebih lanjut, jika selama masa pengobatan sang suami dikaver oleh BPJS Kesehatan Penerima Bantuan Iuran (PBI). "Alhamdulillah, selama suami saya cuci darah menggunakan BPJS Kesehatan. Jadi, tidak bayar," pungkas Aan.
Terpisah, Kepala Ruangan Hemodialisa RS Bhakti Asih Brebes Ahmad Muzaki menyampaikan, untuk saat ini kondisi Nurohman cukup stabil. Hal ini karena yang bersangkutan rutin kontrol dua kali dalam seminggu. "Awalnya ini yang bersangkutan menderita diabetes. Terus, kakinya bengkak dan gagal ginjal, jadi harus cuci darah," katanya.
Menurutnya, selama melakukan cuci darah yang bersangkutan menggunakan BPJS Kesehatan PBI. "Bahkan hingga saat ini Nurohman rutin melakukan cuci darah selama dua kali dalam seminggu," pungkasnya.
Editor : Joko Piroso