JAKARTA, iNews.id - Semuanya dimulai ketika Dwiki Ahma Maulana memasuki sekolah vokasi di SMKN 7 (STM Pembangunan) Semarang. Saat itu, ia memilih jurusan Teknik Komputer dan Jaringan karena mendengar tentang peluang karier yang bagus di bidang tersebut.
Pilihan jurusan tersebut membawanya masuk ke dunia IT dan membuka pintu untuk bergabung di program Bangkit. Program ini mengubah hidupnya, dari seorang kurir paruh waktu hingga menjadi bagian dari keluarga besar Sekretariat Kabinet Republik Indonesia (Setkab RI).
"Saat di sekolah, saya belum memiliki minat di bidang IT. Saya memilih jurusan ini hanya berdasarkan prospek karier yang ditawarkan, dan bahkan tidak ada minat untuk melanjutkan kuliah karena keterbatasan biaya," ungkap Dwiki yang sekarang berusia 25 tahun, dalam sebuah siaran pers yang dikutip pada Sabtu (3/9/2022).
"Namun, ketika magang di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia pada tahun 2016, saya terlibat dalam proyek pengembangan aplikasi berskala besar. Sejak itu, saya sangat tertarik dengan pemrograman dan bercita-cita menjadi seorang programmer," tambahnya.
Dengan menggunakan penghasilannya dari program magang, Dwiki mengakui bahwa orang tuanya di Demak, Jawa Tengah, berperan besar dalam mendorongnya untuk melanjutkan kuliah di Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Di universitas tersebut, ia mengambil jurusan Teknik Informatika dengan fokus pada pengembangan perangkat lunak.
Ketika memasuki semester akhir dan mempersiapkan skripsi, dosen di kampusnya mendorongnya untuk mengikuti program Bangkit. Program ini tidak hanya memungkinkannya untuk menyelesaikan tugas akhir dengan proyek capstone, tetapi juga menawarkan akselerasi dalam bidang teknologi yang bermanfaat bagi masa depannya.
Dwiki pun mendaftar dan mengikuti program Cloud Computing (Google Cloud Platform) di Bangkit selama 18 minggu, mulai dari Februari 2021. Selain hard skills, peserta juga mendapatkan pembelajaran soft skills, seperti personal branding, manajemen waktu, komunikasi profesional, berpikir kritis, dan lain sebagainya.
Baginya, pengalaman ini sangat berharga karena mempersiapkannya sebagai seorang profesional di dunia kerja. Selama menjalani program, Dwiki juga menghadapi berbagai tantangan.
"Saat itu, saya sangat kesulitan dalam manajemen waktu karena harus mempersiapkan skripsi, bahkan sempat berpikir untuk tidak melanjutkan program Bangkit. Namun, saya mencoba bertahan dengan memaksimalkan waktu yang ada. Saya mengatur waktu dari pagi hingga sore untuk Bangkit dan waktu malam untuk mengerjakan skripsi," jelasnya.
Berkat tekad yang kuat, Dwiki berhasil menyelesaikan skripsi dan program Bangkit dengan baik. Sambil menunggu keluarnya ijazah, ia tidak menyia-nyiakan waktu untuk mencari pekerjaan demi membantu keuangan keluarga dengan bekerja paruh waktu sebagai mitra kurir di perusahaan e-commerce ternama.
Setelah menerima ijazah dan melamar pekerjaan, Dwiki menarik minat banyak recruiter dengan profil pengalamannya di Bangkit. Akhirnya, ia mendapatkan pekerjaan sebagai IT Staff di Setkab RI dan bertanggung jawab sebagai Full Stack Web Developer di Pusat Data dan Informasi.
"Bangkit adalah program yang memberikan pelatihan keterampilan yang luar biasa dan sangat direkomendasikan bagi mereka yang ingin mempersiapkan segala kemungkinan untuk karier di masa depan," kata Dwiki.
"Tips untuk peserta selanjutnya, keberuntungan diciptakan melalui kesempatan yang bertemu dengan kesiapan. Oleh karena itu, buatlah keberuntungan sendiri dengan persiapan yang matang, dan jangan pernah membandingkan pencapaian kita dengan orang lain, karena setiap orang memiliki waktunya sendiri," tutup Dwiki.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta