get app
inews
Aa Text
Read Next : Ular Masuk Mobil Dinas, Bikin Geger Pegawai Pemkab Sukoharjo

Dikenal Manis Rasanya, Jambu Air Menjadi Penopang Ekonomi Warga Desa Pranan

Sabtu, 29 Juli 2023 | 23:38 WIB
header img
Panen jambu air di Desa Pranan, Polokarto, Sukoharjo.iNews/ Nanang SN

SUKOHARJO,iNewsSragen.id - Menanam pohon jambu air saat ini sudah menjadi bagian dari mata pencaharian masyarakat Desa Pranan, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo. Buah berwarna merah ketika matang itu merata ditanam warga di kebun hingga halaman rumah.

Saat ini diperkirakan ada sekira 3.500 pohon jambu air yang ditanam warga Desa Pranan. Bisa dipastikan setiap rumah warga minimal menanam satu pohon jambu air.

Berkat jambu air tersebut, kehidupan ekonomi warga desa di 16 RT tercukupi dengan mengandalkan menjual hasil panen yang dilakukan empat kali dalam satu tahun.

"Penanaman jambu ini membutuhkan minimal tiga tahun pertama untuk bisa berbuah, itu pun dengan catatan pohonnya harus terawat," kata Sugino (50) salah satu warga pembudiya jambu air disela panen pada, Sabtu (29/7/2023).

Menurut penjelasannya, kali pertama menanam biasanya menggunakan teknik cangkok. Sugino sendiri memiliki sekira 20 pohon yang dirawatnya sejak 10 tahun lalu.

"Dalam setahun para petani jambu air dapat memanen hingga empat kali. Tahun ini panen pertama pada saat Lebaran, kemudian bulan ini kedua. Perkiraan hingga Oktober-September masih bisa dipanen," papar Sugino

Ia pun bercerita, dalam masa panen, jambu air dari Desa Pranan yang memilki ciri khas warna merah dengan semburat hijau itu tidak bisa dipanen dalam waktu bersamaan, atau serentak dalam satu hari.

"Rata-rata setiap dua hari sekali masing-masing pohon bisa dipanen dengan total per pohon sekitar 1 kwintal," ungkapnya.

Dalam perawatannya, Sugino mengaku menggunakan pupuk NPK. Sementara untuk merangsang pertumbuhan pohon agar menghasilkan putik bunga dengan jumlah banyak, ia menyemprotkan beberapa vitamin tanaman ke batang pohon.

"Tujuannya agar bunga yang akan menghasilkan buah jambu bermunculan. Selain itu untuk menghindari adanya jamur, lalat buah maupun ulat dan lainnya di buah jambu air itu," sambungnya.

Kepala Desa Pranan, Sarjanto, yang juga ikut panen mengungkapkan, musim panen kali ini menghasilkan cukup banyak buah jambu yang dipanen bertahap.

"Panen pada musim kedua telah dilakukan sejak pertengahan Juli hingga awal September 2023 nanti," paparnya.

Sarjanto membenarkan, bahwa hampir 80% warganya menggantungkan hidup dari berjualan jambu air hasil panen dari kebun, maupun dari halaman rumah masing-masing.

"Dulu, kali pertama para warga menanam buah kedondong, kemudian karena banyak warga yang merasa buah mangga lebih menguntungkan, maka kedondong tak lagi dilanjutkan dan beralih pada penaman mangga," ucapnya.

Namun sekira 10-15 tahun terakhir warga Desa Pranan mulai melirik menanam jambu air lantaran potensi nilai ekonominya lebih menjanjikan. Dan ternyata benar, jambu air dari Desa Pranan saat ini sudah dikenal di Soloraya.

"Selain di Soloraya, jambu air dari sini juga dijual ke Jakarta, Bandung, Surabaya dan kota/kabupaten lain di sekitar Sukoharjo. Harga perkilonya rata-rata Rp10.000," sebutnya.

Bagi calon konsumen yang ingin membeli jambu air khas Desa Pranan, tidak perlu bersusah payah mencari. Kebanyakan warga menjual hasil panen jambu airnya di pinggir jalan sekitar desa lantaran dianggap lebih menguntungkan.

"Tahun ini kami juga merencanakan pada awal September akan mengadakan festival jambu. Akan ada tiga segmen, pawai bronjong merdeka, lomba sepeda dengan beban sebelah dan festival jambunya sendiri. Setiap kegiatan punya kekhasan masing-masing dan telah rutin diselenggarakan," pungkasnya.

Editor : Joko Piroso

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut