GROBOGAN, iNewsSragen.id - Ratusan siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) dua Penawangan, Grobogan, yang sedang belajar di teras sekolah dikejutkan dengan suara atap bangunan sekolah yang tiba-tiba ambruk.
Tiga ruang kelas yang ambruk saat siswa dan guru sedang melakukan proses belajar mengajar telah menciptakan situasi kacau dan menimbulkan kepanikan di kalangan siswa. Para siswa yang belajar di teras sekolah juga merasa ketakutan karena dekat dengan bangunan yang roboh. Kondisi ini telah mengganggu konsentrasi belajar para siswa dan menimbulkan rasa tidak nyaman dalam proses pembelajaran.
Meskipun kondisi gedung sekolah sudah tidak aman dan tiga ruang kelas telah ditinggalkan selama dua tahun, para siswa dan guru terpaksa melanjutkan belajar di luar ruangan seperti teras, mushola, dan perpustakaan.
Ini adalah situasi yang tidak ideal, terutama karena siswa harus menanggung panas matahari dan kurangnya fasilitas yang sesuai untuk pembelajaran.
Kepala sekolah, Budiyono, harus mengatur jadwal perpindahan kelas untuk memastikan semua siswa merasakan tantangan belajar tanpa ruang kelas yang layak. Dia merasa kecewa karena proposan untuk perbaikan gedung sekolah telah diakui dan dianggarkan oleh kementerian, namun kemudian dibatalkan dengan alasan yang tidak jelas.
Meskipun ada rencana untuk menganggarkan pembangunan gedung sekolah pada tahun berikutnya, tiga atap ruang kelas yang ambruk telah menambah eskalasi urgensi. Kehadiran Budiyono yang mengatakan bahwa pembangunan akan dilakukan pada tahun 2024 memberikan harapan, tetapi tentu saja situasi saat ini memerlukan tindakan secepat mungkin.
Seluruh komunitas sekolah, baik siswa maupun guru, dengan tegas berharap bahwa proses pembangunan gedung sekolah dapat segera dilaksanakan.
Dua tahun penantian siswa untuk belajar di ruang kelas yang aman dan nyaman diharapkan akan segera berakhir, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lebih efektif dan produktif.
seluruh siswa dan guru berharap agar proses pembangunan gedung sekolah segera dilaksanakan sehingga dua tahun penantian para siswa untuk belajar di kelas bisa segera terwujud.
Editor : Joko Piroso