MEDAN, iNewsSragen.id - Kasus viral yang melibatkan Selebgram Luluk Nuril dan siswi magang di KDS Kota Probolinggo memang mencerminkan fenomena yang semakin umum terjadi di era digital ini. Dr. Fakhrur Rozi, seorang Pengamat Komunikasi dan Praktisi Media, memberikan beberapa komentar dan pandangannya terkait kasus ini:
Rozi mencatat bahwa memviralkan apa yang terjadi di sekitar kita telah menjadi budaya yang semakin umum. Kasus serupa, di mana orang dengan mudahnya membagikan video atau informasi tanpa pertimbangan lebih dalam, sering terjadi. Ini bisa merugikan individu atau kelompok tertentu, terutama jika mereka menjadi korban dari viralitas tersebut.
Rozi menekankan bahwa perilaku yang diperlihatkan oleh Luluk Nuril adalah contoh dari perilaku yang egois dan tidak mampu menahan diri dalam membagikan konten yang bisa merugikan orang lain. Dalam kasus ini, siswi magang mengalami trauma akibat tindakan Luluk.
Rozi mengingatkan bahwa semua orang memiliki tanggung jawab dalam menyebarkan konten di media sosial. Dalam era digital, setiap individu memiliki potensi menjadi komunikator yang mempengaruhi orang lain. Oleh karena itu, penting untuk bersikap sabar dan berempati terhadap orang lain serta memilah-milah konten yang baik.
Rozi juga menyoroti pengaruh sosialita dan influencer dalam masyarakat. Mereka seringkali memiliki pengikut yang besar dan dapat memengaruhi perilaku dan opini banyak orang. Oleh karena itu, penting bagi mereka untuk memilih dengan bijak konten yang mereka bagikan dan mempertimbangkan dampaknya pada masyarakat.
Dalam kasus Luluk Nuril, viralitas video tersebut telah membawa konsekuensi positif bagi dirinya dalam bentuk endorsment, tetapi juga telah menimbulkan kontroversi dan traumatisasi pada siswi magang yang menjadi korbannya. Pihak kepolisian dan sekolah juga telah terlibat dalam penanganan kasus ini untuk memediasi dan memastikan dampaknya dapat diminimalkan.
Kasus ini menjadi peringatan bahwa dalam dunia digital, setiap tindakan dan konten yang dibagikan memiliki dampak yang mungkin tidak terduga pada orang lain, dan perlu ada kesadaran akan tanggung jawab bersama dalam menggunakan media sosial.
Editor : Joko Piroso