SRAGEN, iNewsSragen.id - Dua ton beras terjual dalam waktu tiga jam dengan harga yang sangat murah, yaitu Rp10.500 per kilogram di Lapangan Gesi, Kecamatan Gesi, Sragen, Minggu (24/9/2023).
Para emak-emak berebut untuk membeli beras dengan harga jauh di bawah harga pasar, yaitu Rp10.500 per kilogram. Ini adalah harga yang signifikan lebih rendah dari harga pasar yang mencapai Rp13.500-Rp14.000 per kilogram.
Setiap warga dibatasi untuk membeli maksimal dua kemasan plastik atau seberat 10 kilogram beras dengan harga tersebut.
Beras yang dijual adalah jenis C4 Raja Delanggu dengan kemasan 5 kilogram, dijual dengan harga Rp52.500 per kemasan. Jadi, dua kemasan atau 10 kilogram akan seharga Rp105.000.
Seorang ibu asal Desa Gesi, Kecamatan Gesi, Sragen, Aminah (52) mengatakan, warga sangat antusias untuk membeli beras dengan harga murah ini, mengingat harga beras di pasar yang lebih tinggi.
Dua ton beras tersebut habis terjual dalam waktu dua jam, menunjukkan tingginya permintaan akan beras murah.
Anggota Komisi VI DPR RI Luluk Nur Hamidah hadir dalam acara tersebut dan membantu dalam penjualan beras murah. Dia juga menyampaikan kekhawatiran atas kenaikan harga beras di pasaran dan meminta pemerintah untuk melakukan investigasi.
Luluk Nur Hamidah menduga bahwa kenaikan harga beras bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk praktik kartel pangan atau mafia pangan. Dia mendesak pemerintah untuk melakukan cek lapangan, operasi pasar, dan menuntaskan indikasi praktik kartel pangan.
Luluk Nur Hamidah menekankan bahwa sektor pangan harus di bawah kendali negara, dan negara harus mengambil alih kendali pangan. Dia juga meminta agar Perum Bulog diberi kekuatan dan wewenang untuk menyerap hasil panen petani.
Dia mengingatkan bahwa pangan adalah masalah strategis dan tidak boleh ada pihak di luar negara yang mengontrol atau mendominasi sektor pangan nasional. Ini penting untuk menjaga ketahanan pangan bangsa.
Editor : Joko Piroso