get app
inews
Aa Read Next : Lupa Hand Rem saat Parkir, Mobil Dinas Kejaksaan Grobogan Melorot dan Terjun ke Sungai

Ramadhan, Ponpes Roundhotut Tholabah Ki Ageng Serang Terapi Pasien Gila dengan Ibadah dan Berkebun

Senin, 25 Maret 2024 | 17:04 WIB
header img
Pondok Pesantren Roudhotut Tholabah Ki Ageng Serang di Desa Cengkrong, Kecamatan Purwodadi, Grobogan, Jawa Tengah.Foto:iNews/Rustaman Nusantara

GROBOGAN, iNewsSragen.id - Pondok Pesantren Roudhotut Tholabah Ki Ageng Serang di Desa Cengkrong, Kecamatan Purwodadi, Grobogan, Jawa Tengah, menjadi tempat bagi ratusan pasien dan santri gila untuk menjalani berbagai macam terapi kesembuhan selama bulan suci Ramadan.

Selain terapi ibadah, mereka juga terlibat dalam terapi interaksi dengan kegiatan berkebun.

Bulan suci Ramadan merupakan kesempatan emas bagi pengasuh Pondok Pesantren Roudhotut Tholabah untuk mengoptimalkan kegiatan terapi penyembuhan bagi ratusan santri atau pasien gila yang ditampung dan dirawat di dalam pondok.

Seluruh pasien gila ini diajari dan diterapi dengan berbagai kegiatan keagamaan seperti mengaji, sholat, dan mendengarkan ceramah.

Agus Gufror Zaenuri, yang akrab dipanggil Gus Jibril, pengasuh Pondok Pesantren Roudhotut Tholabah, selalu menggunakan metode psikoterapi ruqyah untuk proses penyembuhan. Terapi ini sering dilakukan pada malam hari, saat suasana hening dan nyaman, sehingga para santri gila tidak terlalu banyak memberontak saat menjalani terapi.

Gus Jibril juga menambahkan bahwa metode terapi sosial berbasis penyembuhan melalui terapi spiritual dan religius dinilai sangat ampuh untuk mengatasi penderita kejiwaan maupun narkoba.

Selain itu, metode terapi interaksi juga diterapkan di pesantren ini. Seluruh pasien yang kondisi kejiwaannya sudah mulai membaik diajarkan metode berinteraksi dengan seluruh makhluk hidup, terutama pada tanaman.

Mereka diajarkan cara merawat dan memupuk tanaman dengan baik. Proses penyembuhan membutuhkan waktu yang cukup lama, namun pasti.

Pondok Pesantren Roudhotut Tholabah, yang sudah berdiri sejak tahun 2000 dengan luas lahan sekitar setengah hektar milik pribadi, telah menyembuhkan ratusan pasien gila. Pasien yang dirawat di pondok pesantren ini mayoritas berasal dari luar Jawa, dan sebagian lagi adalah orang gila yang dijaring oleh pengasuh dan pengelola pondok pesantren ini.

Sebagian santri yang masih suka mengamuk dan berusaha kabur terpaksa diberikan rantai pengikat di bagian kaki untuk lebih mempermudah pengawasan.

Editor : Joko Piroso

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut