GROBOGAN, iNewsSragn.id - Di Grobogan, terdapat sebuah bangunan masjid tua yang merupakan peninggalan Sunan Kalijaga yang konon memiliki keberadaan yang misterius. Masjid tua ini, yang kini dikenal sebagai Masjid Tiban, pernah berpindah tempat sebanyak dua kali, menyisakan sejarah dan misteri yang menarik.
Masjid Tiban terletak di Desa Terkesi, Kecamatan Klambu, Grobogan. Bangunan masjid ini berasal dari zaman Kerajaan Demak Bintoro, pada masa pemerintahan Raden Patah. Konon, masjid ini muncul bersamaan dengan pembangunan Masjid Demak.
Menurut cerita dari nadzir Masjid Tiban Terkesi, Kiai Alif Yauma, kemunculan masjid ini berawal saat Sunan Kalijaga bersama para santrinya sedang mencari kayu jati untuk sok guru masjid Demak.
Proses pencarian kayu yang memakan waktu lama membuat mereka membangun sebuah masjid di tengah hutan kosambi Desa Terkesi, Kecamatan Klambu, Grobogan, Jawa Tengah, sebagai tempat untuk melaksanakan ibadah sholat selama proses pencarian kayu.
Setelah selesai pencarian kayu, masjid tersebut ditinggalkan oleh Sunan Kalijaga dan para santrinya kembali ke Demak. Namun, warga Desa Terkesi merasa bahwa masjid tersebut terlalu jauh untuk dijangkau jika ingin melaksanakan sholat, sehingga mereka lebih memilih untuk sholat di surau dan rumah masing-masing.
Kiai Alif menambahkan bahwa masjid yang sudah tidak terpakai tersebut tiba-tiba menghilang dan muncul di atas sebuah bukit di pinggir desa dengan bentuk bangunan yang persis seperti awal masjid Tiban yang dibangun oleh Sunan Kalijaga.
Di tempat kedua yang berjarak sekitar tiga ratus meter dari masjid Tiban sekarang, warga masih belum berani menggunakan masjid tersebut karena takut terjadi keanehan berpindah tempat secara sendiri.
Hingga kini, bangunan yang menyerupai sebuah pura yang berada di atas bukit desa Terkesi masih berdiri kokoh dan dirawat oleh warga setempat.
Masjid Tiban Terkesi telah mengalami tiga kali renovasi karena kondisi bangunan dan kayu penyangganya yang sudah lapuk.
Namun, sebagian bangunan masih terlihat asli seperti gapura masuk masjid, bedug, mustoko yang berwarna kuning keemasan, serta sendang air penghidupan yang tidak pernah kering.
Selama bulan suci Ramadhan, Masjid Tiban Terkesi selalu ramai dikunjungi para jamaah baik dari warga sekitar maupun dari luar desa hanya untuk beribadah dan mengikuti kegiatan keagamaan.
Dari subuh hingga sholat taraweh, masjid ini tidak pernah sepi dari jamaah. Selama bulan suci Ramadhan, pengurus masjid serta warga mengikuti kajian dan semakan kitab kuning yang dibacakan oleh para sesepuh dan kiai.
Editor : Joko Piroso