SOLO,iNewsSragen.id - Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Kota Solo menggelar edukasi dan sosialisasi tentang keamanan pangan, utamanya jajanan siap saji kepada perwakilan siswa dan guru bertempat di Aston Hotel, Solo, pada Rabu (23/4/2024).
Mengutip data BPOM Tahun 2018, menunjukkan 10 hingga 22 juta kasus diare di Indonesia disebabkan pangan tercemar. Dan jajanan pangan siap saji disebutkan menjadi penyebab kedua KLB tertinggi keracunan pangan sebanyak 34%.
"Diketahui jajanan pangan siap saji banyak terdapat di lingkungan sekolah dengan sasaran para siswa. Ironisnya tidak semua jajanan tersebut terpantau secara aman dan sehat. Maka sekolah menjadi sasaran sosialisasi keamanan pangan," kata Kepala Balai POM Surakarta, Mohammad Fajar Arifin.
Ia menyampaikan, sosialisasi keamanan pangan ini merupakan rangkaian program intervensi keamanan pangan jajanan anak usia sekolah (PJAS) yang termasuk dalam Program Prioritas Nasional Keterpaduan Keamanan Pangan.
"Sosialisasi ini diharapkan komunitas sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, guru, komite sekolah, siswa, dan pedagang PJAS mendapatkan informasi tentang keamanan yang valid, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang keamanan pangan," terangnya.
Selain itu, lanjutnya, dukungan dan pembinaan dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait juga sangat dibutuhkan untuk mewujudkan tujuan tersebut.
"Meningkatnya pengetahuan dan pemahaman dari komunitas sekolah ini diharapkan dapat diimplementasikan dalam mewujudkan keamanan pangan di sekolah, serta pada akhirnya dapat membentuk budaya atau perilaku keamanan pangan yang baik, sehingga menjamin sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing,' imbuhnya.
Diketahui, siswa dan guru perwakilan yang diundang dalam kegiatan itu berasal dari kabupaten Wonogiri, Sragen, Karanganyar dan Kota Solo. Mereka mewakili dari 36 sekolah terdiri 72 guru dan 72 siswa.
Salah satu peserta, Lia Ratnasari, Guru SDN Plupuh 2 Sragen mengatakan, sekolahnya yang juga termasuk unggul dan sekolah Adiwiyata di Sragen sudah menerapkan aturan jajan pangan sehat untuk siswa.
"Untuk mengantisipasi jajanan yang tidak sehat, siswa sekarang diwajibkan bawa bekal sendiri dan minuman dengan tumbler sendiri. Selama jam pelajaran anak tidak boleh jajan di luar karena ada kantin sehat juga,' paparnya.
Lia juga menambahkan, pihak menyadari bahwa sekolah tidak bisa melarang pedagang yang ada di luar sekolah, namun sesuai aturan siswa baru bisa jajan diluar setelah jam sekolah selesai.
Editor : Joko Piroso