get app
inews
Aa Read Next : Upaya Pemadaman Api di Lahan Hutan KPH Purwodadi, Membutuhkan Waktu 3 Hari Baru Padam

Tradisi Sedekah Bumi Desa Bandungsari Diwarnai Kericuhan Berebut Nasi Berkat

Selasa, 28 Mei 2024 | 18:28 WIB
header img
Ratusan warga Desa Bandungsari, Kecamatan Ngaringan, Grobogan, Jawa Tengah, berdesak-desakan dan saling berebut nasi berkat.Foto:iNews/Rustaman Nusantara

GROBOGAN, iNewsSragen.id - Ratusan warga Desa Bandungsari, Kecamatan Ngaringan, Grobogan, Jawa Tengah, berdesak-desakan dan saling berebut nasi berkat yang mereka bawa dari rumah dalam acara tradisi sedekah bumi. Nasi beserta lauk yang belum sempat dibacakan doa oleh modin setempat telah ludes terlebih dahulu. Acara kemudian dimeriahkan oleh empat kelompok Reog Ponorogo yang ikut berpartisipasi.

Nasi yang rencananya akan dikumpulkan di tengah lapangan desa Bandungsari sudah habis menjadi rebutan warga sebelum sempat dibacakan doa. Modin atau pemimpin agama yang datang ke lokasi mengaku kaget karena seluruh acara berbagi berkah nasi dan sayur mayur selesai lebih awal dari yang dijadwalkan.

Maryati, salah satu warga Bandungsari, menyatakan bahwa ini adalah pertama kalinya tradisi seperti ini dilaksanakan secara bersamaan dalam satu desa. Biasanya, tradisi ini dilakukan oleh masing-masing RT. Maryati mengaku sangat antusias dan tidak sabar untuk menikmati nasi berkah yang telah dikumpulkan di tengah lapangan.

"Wah, pokoknya seru dan sudah tidak sabar lagi untuk makan, nunggu pak modin kelamaan. Yang penting kita saling menghormati dan selalu ingin melestarikan tradisi ini. Kalau bisa setiap tahun seperti ini lagi dan lebih meriah lagi," ujar Maryati.

Kepala Desa Bandungsari, Ledy Heriyanto, tidak menyangka jika respon dari warga akan begitu antusias. Ini adalah pertama kalinya desa mengadakan tradisi apitan sebesar ini, sehingga koordinasi dengan warga masih kurang dan acara inti, yakni berdoa dan membagikan nasi berkah, sudah selesai duluan.

"Kaget saya melihat warga sangat semangat seperti ini, tapi ini untuk pengalaman ke depan. Harus ada pengawas atau petugas yang berjaga di lapangan saat warga menyerahkan dan mengumpulkan nasi beserta lauk di tengah lapangan, sehingga tidak jadi rebutan dulu sebelum dibacakan doa," ungkap Ledy Heriyanto.

Untuk tahun ini, tumpengan dan gunungan sengaja tidak diadakan dan diganti dengan hiburan Reog Ponorogo dari kelompok seniman reog yang ada di Ngaringan. Warga rela menunggu hingga berjam-jam untuk menyaksikan atraksi Reog Ponorogo. Setelah satu jam atraksi selesai, warga kemudian membubarkan diri sambil membawa nasi berkah masing-masing untuk dimakan bersama keluarga di rumah. Mereka meyakini nasi berkah tersebut akan membawa berkah dan kesehatan untuk keluarga.

Tradisi apitan ini merupakan bentuk rasa syukur warga Bandungsari atas rezeki serta hasil panen petani yang melimpah.

Editor : Joko Piroso

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut