SRAGEN, iNewsSragen.id - Yoni Besar yang ditemukan di Dukuh Tunggon, Desa Karangpelem, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, merupakan penemuan arkeologis yang signifikan. Yoni adalah simbol keagamaan dalam agama Hindu, yang sering kali digunakan dalam upacara keagamaan dan memiliki nilai budaya yang tinggi.
Yoni yang ditemukan memiliki ukuran yang besar, dengan tinggi 1 meter, lebar 80 cm, dan panjang 80 cm. Yoni tersebut terbuat dari batu andesit dan ditemukan terkubur di ladang milik warga setempat. Meskipun bagian ceratnya patah, secara keseluruhan yoni masih utuh.
Yang menarik, yoni ini memiliki tambahan kaki di bagian bawahnya, yang semakin melebar ke arah bawah. Hal ini membedakan yoni ini dari yoni pada umumnya.
Proses ekskavasi dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari Yayasan Palapa Mendira Harja Cabang Sragen, anggota pegiat sejarah Brandal Sukowati, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sragen, serta Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Sragen. Setelah diekskavasi, yoni tersebut kemudian disimpan dan dirawat di Balai Desa Karangpelem.
Yoni Besar yang ditemukan di Dukuh Tunggon, Desa Karangpelem, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.Foto:iNews/Joko P
Penemuan yoni besar di Desa Karangpelem, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen, memang merupakan peristiwa yang langka. Ketua TACB Sragen, Anjarwati Sri Sayekti, menyatakan bahwa sebelumnya, yoni lebih sering ditemukan di Kecamatan Masaran dan Kecamatan Sidoharjo dalam wilayah Kabupaten Sragen.
Yoni yang ditemukan ini diyakini sebagai benda cagar budaya peninggalan masa Hindu klasik, kira-kira pada abad ke-13. Yoni seperti ini biasanya berdiri sendiri, dan belum ditemukan temuan lain yang terkait dengan konteks di sekitarnya selama survei yang dilakukan.
Anjarwati Sri Sayekti juga mengapresiasi pemerintah desa dan masyarakat di Karangpelem atas perhatian dan upaya mereka dalam merawat peninggalan sejarah ini. Hal ini sangat penting untuk menjaga keberlangsungan dan keamanan artefak bersejarah tersebut agar tetap dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
Penemuan ini tidak hanya memperkaya pengetahuan kita tentang sejarah dan budaya di wilayah tersebut, tetapi juga menunjukkan pentingnya perlindungan dan pelestarian warisan budaya bagi komunitas lokal.
Editor : Joko Piroso