SOLO, iNewsSragen.id - Dikenal sebagai kota budaya dengan memiliki banyak warisan peninggalan jaman Mataram kuno, Kota Solo selain terdapat Keraton Kasunanan dan Pura Mangkunegaran, juga terkenal dengan kuliner tradisionalnya.
Beberapa kuliner tradisional yang identik dengan Kota Solo seperti, tengkleng, serabi, dawet telasih, cabuk rambak, sudah melekat di ingatan masyarakat berbagai daerah di Indonesia. Kuliner tradisional tersebut diyakini turut mendongkrak nama besar Kota Solo.
Hanya saja, hingga saat ini kuliner tradisional belum secara nyata mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah untuk dilestarikan sekaligus juga untuk sarana pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) warga Solo sendiri.
Seperti dituturkan tokoh masyarakat Kota Solo, BRM Kusumo Putro, bahwa sudah saatnya pemerintah daerah melakukan aksi nyata untuk membuktikan keseriusannya dalam melestarikan warisan seni dan budaya melalui pariwisata dari sisi kuliner tradisional.
"Karena, Solo ini tidak punya apa -apa untuk mendongkrak kunjungan wisata. Solo tidak punya potensi wisata alam. Maka, kami mendorong pemerintah daerah yang akan dipimpin oleh walikota yang baru, supaya membuat terobosan membangun pusat kuliner tradisional Mataram khas Solo," katanya, Minggu (26/1/2025).
Pria yang juga Ketua Forum Budaya Mataram (FBM) itu mempunyai pandangan, bahwa dengan adanya pusat kuliner tradisional, maka sangat berpotensi besar mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan. Selain itu juga menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui retribusi dan pajak.
"Dalam hal ini, Pemkot Solo bisa menampung sekaligus memberdayakan UMKM dengan memberi sarana dan prasarana yang lengkap. Tapi perlu diingat, pelaku UMKM yang dilibatkan harus warga Solo karena tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Solo," beber Kusumo.
Menurutnya, sektor UMKM di Solo berkontribusi besar menjadi penyumbang PAD sebesar 60%. Dengan kata lain, hal itu menunjukkan bahwa roda kehidupan warga Solo tidak bisa lepas dari aktivitas UMKM.
"Dengan kondisi seperti itu, maka pemerintah daerah (Pemkot Solo) harus lebih cerdas lagi dalam menggarap sektor UMKM. Untuk para pelaku UMKM bidang kuliner tradisional, beri mereka tempat yang layak secara gratis, dan juga dibantu permodalannya," ucapnya.
"Sebagai kota yang memiliki slogan 'Spirit of Java', Pemkot Solo juga harus bisa menyatukan seni, budaya, dan kuliner tradisional menjadi paket wisata andalan. Karena hanya itu yang bisa dimaksimalkan," imbuhnya.
Editor : Joko Piroso