Tukar Sampah Jadi Alat Tulis, Dorong Pendidikan Inklusif dan Ramah Lingkungan

SRAGEN, iNewsSragen.id — Sebuah inovasi pendidikan yang menyentuh dan berdampak lahir dari tangan Fahisal Afif Abidin, S.Pd.Si, seorang ASN sekaligus pengajar yang peduli akan masa depan siswa dan lingkungan. Bertajuk “Dari Barang Bekas ke Alat Tulis”, program ini resmi diluncurkan di SMP Negeri 3 Satu Atap Sambirejo, Selasa (15/07/2025), sebagai solusi atas dua permasalahan mendasar: pengelolaan sampah dan keterbatasan alat tulis siswa dari keluarga kurang mampu.
Dengan sistem barter, siswa dapat menukarkan botol plastik, kertas bekas, tas rusak, hingga barang layak guna lainnya untuk ditukar dengan alat tulis seperti pensil, buku, penggaris, dan peralatan belajar lainnya.
“Inovasi ini hadir dari keprihatinan kami terhadap kondisi sosial ekonomi siswa. Lebih dari 60% siswa berasal dari keluarga prasejahtera, sementara sampah terus menjadi masalah lingkungan sekolah. Maka kami jadikan keduanya sebagai peluang,” ujar Fahisal Afif, sang penggagas program.
Proses program berjalan melalui tahap sosialisasi, pengumpulan barang, penilaian nilai tukar, penyediaan alat tulis, hingga evaluasi berkala. Selain memperkuat semangat belajar, siswa juga diajarkan nilai kepedulian, tanggung jawab, dan keterampilan negosiasi secara langsung.
Program ini disambut antusias oleh siswa dan guru. Tidak hanya memotivasi anak-anak untuk tetap semangat belajar, inovasi ini juga menumbuhkan kesadaran lingkungan sejak dini. Barang-barang yang dulunya dianggap sampah kini menjadi jembatan menuju masa depan yang lebih cerah.
Siswa SMPN 3 Satu Atap Sambirejo mengumpulkan sampah plastic dalam program inovatif berbasis lingkungan dan pendidikan inklusif.Foto:DOK SMPN 3/ Istimewa
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sragen, Prihantomo, turut mengapresiasi langkah progresif ini. “Ini adalah bentuk pendidikan karakter berbasis lingkungan hidup. Kami sangat mendukung jika program ini direplikasi ke sekolah lain di Sragen,” ujarnya.
Program “Dari Barang Bekas ke Alat Tulis” kini menjadi model pembelajaran kreatif yang menggabungkan nilai pendidikan, pelestarian lingkungan, dan solidaritas sosial. Sekolah tidak hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga pusat perubahan yang nyata bagi masyarakat.
Editor : Joko Piroso