SRAGEN, iNewsSragen.id - Hadis yang berbunyi "Al-mar-u Ma'a man Ahabba" yang artinya seseorang (akan dikumpulkan) bersama orang yang dicintainya.
Artinya, di saat seseorang melabuhkan cintanya kepada kaum sholihin (orang-orang saleh), maka di hari Kiamat kelak ia pun akan dikumpulkan bersama kaum saleh meskipun ia bukan orang saleh.
Begitu juga ketika seseorang mencintai Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم maka kelak ia akan dikumpulkan bersama beliau. Perhatikanlah siapa yang kita idolakan saat ini, siapa yang kita cintai sepenuh hati.
Adakah orang yang kita cintai saat ini mendatangkan kebaikan untuk kita pada hari Kiamat?
Mari kita simak perkataan indah dari Al-Hasan Al-Bashri ketika beliau menyebutkan hadis rintihan pohon kurma. Beliau berkata, "Wahai kaum muslimin, batang kurma saja bisa merintih karena rindu bertemu Rasulullah صلى الله عليه وسلم.
Kalian harusnya lebih berhak rindu pada beliau." (Fath Al-Bari, 6: 697) Ini tentang mahabbah (kecintaan) kepada Nabi dan betapa beruntungnya mereka yang mencintai Rasulullah صلى الله عليه وسلم.
Barangkali kisah seorang ulama bernama Syeikh Isa Al-Bayanuni rahimahullah (1873-1943) patut kita jadikan pelajaran berharga.
Beliau berasal dari Bayanun, salah satu desa yang menjadi bagian Kota Aleppo di Suriah.
Suatu hari Syekh Isa berkata: "Aku bermimpi melihat Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم. Beliau berkata kepadaku: Kami sudah menyiapkan tempat untukmu di dekat kami" Lantas Syekh Isa berangkat haji ke Makkah dan kemudian menziarahi makam Rasulullah صلى الله عليه وسلم.
Tiga hari setelah ziarah, beliau sakit selama beberapa hari dan kemudian wafat. Beliau dimakamkan di Pemakaman Baqi' Madinah pada tahun 1943.
Setelah beberapa tahun dari wafatnya, makam beliau dibongkar untuk menguburkan orang lain yang baru saja meninggal dunia.
Betapa terkejutnya orang-orang melihat dan menemukan jasad Syeikh Isa Al-Bayanuni masih utuh.
Bagaimana jasad beliau tetap utuh? Rupanya beliau berkata dalam Syairnya: جسد تمكن حب أحمد فيه تالله إن الأرض لا تبليه "Jasad yang menyimpan cinta pada Ahmad (Nabi Muhammad), demi Allah tak akan pernah dimakan bumi." أو كيف يبليه التراب وحبه في قلبه ومدحه في فيه "Atau bagaimana tanah akan memakannya, sedangkan cinta pada Nabi ada di hatinya, pujiannya ada di lisannya.
" أكثر عليه من الصلاة فإنها نور لقبرك عند ما تأويه "Perbanyaklah Sholawat kepada Nabi, sesungguhnya sholawatmu akan menjadi cahaya dalam kubur saat kau memasukinya.
" اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ Andai kita tahu betapa sayangnya Rasulullah صلى الله عليه وسلم kepada umatnya, niscaya lisan kita tidak akan berhenti bersholawat.
Rasulullah tak pernah ridha jika umatnya kesulitan atau mendapatkan azab.
Beliau tak pernah bosan memohon kepada Allah Ta'ala agar menghindarkan azab dari umatnya. Semoga Allah memberi kita taufik-Nya agar dapat mencintai beliau, menghidupkan sunnahnya, meneladani beliau dan memperbanyak shalawat kepada beliau.
Wallahu A'lam
Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com oleh Rusman H Siregar dengan judul "Kisah Syekh Isa yang Jasadnya Utuh karena Cinta Nabi Muhammad".
Editor : Joko Piroso