SRAGEN,iNewsSragen.id - Viral, diduga perencanaan pembangunan Pasar Sukowati di Sragen, Jawa Tengah dinilai kurang matang, pasar tersebut kebanjiran saat hujan deras turun pada Rabu (15/2/2023), sempat viral di media sosial.
Akibat banjir tersebut, Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Sragen mengalokasikan lagi dana Rp980 Juta untuk menormalisasi dan membangun drainase di sekitar Pasar Sukowati yang baru diresmikan pada 2 Januari 2023 lalu agar tak kembali kebanjiran.
Sementara itu, tudingan Pasar Sukowati Sragen dibangun dengan perencanaan yang kurang matang itu datang dari Wakil Ketua DPRD Sragen, Pujono Elli Bayu Efendi. Bayu menilai dengan perencanaan yang kurang matang banjir di dalam Pasar Sukowati Sragen itu sudah bisa diprediksi.
Bayu menegaskan, mestinya lantai pasar dibangun dengan ketinggian 1 meter dari permukaan bahu jalan karena lokasi tersebut bekas sawah dan rawan terjadi genangan air.
“Dengan ketinggian lantai pasar yang memadai maka tidak menganggu pedagang dalam proses jual beli saat ditempati nantinya. Kalau sudah terlanjur begini ya solusinya dibongkar dan elevasinya lantai pasar ditinggikan,” ujarnya.
Sementara pejabat pembuat komitmen (PPK) proyek Pasar Sukowati Sragen, R. Widya Budi Muditha mengatakan, banjir di Pasar Sukowati disebabkan air yang tidak bisa keluar ke drainase Jl, Ahmad Yani, Nglangon, katanya.
Widya menjelaskan, air drainase meluap ke jalan sedangkan pembuangan air dari pasar di bawah elevasi air drainase. Akibatnya, air kembali masuk drainase pasar dan keluar lewat bak kontrol drainase pasar. Air lantas menggenangi jalan antar los. Sementara drainase depan pasar yang jadi lokasi pembuangan air sedimen nya tinggi.
Widya menerangkan saluran drainase pasar akan diperbanyak yakni di sisi timur dan barat serta pembuatan drainase baru di sisi utara pasar. Normalisasi drainase jalan dan pembuatan drainase baru itu, harap Widya, menjadi solusi untuk mengatasi persoalan genangan air di Pasar Sukowati.
Dia meminta Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Sragen agar drainase di depan dan belakang pasar supaya dibiarkan terbuka. Hal itu jadi pembatas pasar dan jalan serta memudahkan untuk mengontrol drainase, ujarnya.
Widya menambahkan, idealnya ketinggian lantai pasar 80 cm dari bahu jalan namun membutuhkan biaya tinggi untuk mengurusnya. “Sebenarnya lantai pasar itu sudah naik 20 cm dari bahu jalan. Proyek pasar ini masih dalam pemeliharaan hingga Juni mendatang,” pungkasnya.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait