KHARTOUM, iNewsSragen.id – Dikabarkan, konflik bersenjata antara militer Sudan dengan kelompok para militer Rapid Support Forces (RSF) telah memasuki hari ketujuh pada Jumat, (21/4/2023).
Pertempuran kedua belah pihak telah menyebabkan setidaknya 300 orang tewas dan lebih dari 3.000 lainnya luka-luka.
Sementara itu, pengamat penerbangan dari Jaringan Penerbangan Indonesia (Japri) Gerry Soejatman membagikan sejumlah foto pesawat Boeing 737-300F dengan nomor registrasi PK-YGW milik Asiana Cargo Airlines, yang terjebak berada di Bandara Khartoum.
Tidak dijelaskan misi apa yang membawa pesawat kargo asal Indonesia tersebut hingga berada di Sudan. Dari citra foto satelit, disebut bahwa pesawat kargo tersebut dalam kondisi hancur.
“Pesawat Boeing 737-300 PKYGW yang dioperasikan Asia Cargo Airlines yang nyangkut di Khartoum, akhirnya hancur juga akibat konflik di Sudan,” tulis akun Twitter @GerryS.
“Foto 1 dan 2: Gambar satelit di hari senin/selasa, kelihatan utuh dari jauh namun kalau di zoom terlihat ada kerusakan di badan bagian atas. Foto 3 dan 4: Foto terkini, PKYGW sudah hancur terbakar,” masih kata akun tersebut.
Sekadar diketahui, RSF atau yang juga dikenal sebagai Janjaweed adalah paramiliter yang didirikan Bashir untuk menumpas pemberontakan di Darfur pada 2003 dan dikenal dengan kekejaman dan pembunuhan sistematis selama konflik tersebut.
Pada 2019, RSF yang dipimpin Hemedti bekerja sama dengan militer Sudan untuk menggulingkan Bashir. Namun, pasca kudeta kedua faksi militer itu saling bersaing dan berebut pengaruh, yang menimbulkan percikan-percikan konflik.
Hal lain yang mendorong pecahnya kudeta adalah tuntutan sipil agar paramiliter RSF yang bermasalah diawasi dan diintegrasi ke dalam Angkatan Bersenjata Sudan.
Termasuk di antara tuntutan sipil ini adalah penyerahan kepemilikan militer di bidang pertanian, perdagangan, dan industri yang menguntungkan dan menjadikan mereka sebagai kekuatan berpengaruh di Sudan.
RSF yang dibentuk Bashir juga menghadapi sejumlah tuduhan kejahatan perang atas peran mereka dalam konflik di Darfur pada 2003 dan dugaan genosida selama konflik tersebut. Mahkamah Pidana Internasional (ICC) berusaha mengadili Bashir dan tokoh-tokoh Sudan lain yang terlibat dalam kekejaman tersebut.
Tidak hanya di Darfur, RSF, bahkan militer Sudan juga dituduh terlibat dalam kekerasan dan pembunuhan pasca kudeta 2019 dan 2021.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait