SUKOHARJO,iNewsSragen.id - Acara Grebeg Penjalin kembali akan digelar di Desa Trangsan, Gatak, Sukoharjo. Gelaran kreatif untuk menumbuhkan semangat kerja dan kreativitas perajin mebel rotan itu, kali ini telah memasuki penyelenggaraan yang keenam.
Koordinator acara Grebeg Penjalin VI 2023, Suryanto menyampaikan, untuk penyelenggaraan tahun ini akan lebih terkonsep dibanding tahun-tahun sebelumnya. Untuk tahun ini mengambil tema wayang.
"Dari partisipasi masyarakat, pengurus RT, kemudian dari para pengrajin membuat karakter tokoh-tokoh wayang dari bahan rotan yang akan dikirab menuju balai desa. Termasuk gerbang masuk ke balai desa berupa gunungan yang terbuat dari rotan," kata Suryanto pada, Senin (5/6/2023).
Seperti tahun - tahun sebelumnya dimana dalam pembukaan selalu diawali dengan kirab budaya, untuk kali ini juga masih sama. Hanya yang membedakan adalah jumlah peserta akan lebih banyak lagi.
"Karena sekarang sudah tidak ada pandemi, untuk peserta yang akan ikut kirab lebih banyak. Jumlahnya sekira 2.500 peserta terdiri murid sekolah, masyarakat, para pengrajin rotan, juga ada peserta dari ormas. Semua dari Kecamatan Gatak," sebutnya.
Sedikitnya ada sepuluh karakter tokoh wayang terbuat dari rotan yang akan dibawa kirab saat pembukaan Grebeg Penjalin VI pada, Minggu (11/6/2023) mendatang. Dijadwalkan Bupati Sukoharjo akan hadir dalam pembukaan.
"Karakter tokoh wayang itu nanti ada Pandawa dan juga Punokawan. Bahannya mayoritas dari rotan, tapi juga ada yang membuat dari bahan bambu," terang Suryanto.
Dalam acara yang berlangsung selama satu minggu penuh dari 11-18 Juni 2023 ini, pameran mebel rotan juga masih ada, bahkan barang-barang yang dipajang disebutkan berkualitas ekspor. Lokasinya tetap di Balai Desa Trangsan dan sekitarnya.
"Jadi selain pameran mebel rotan kualitas ekspor, juga ada bazar UMKM, hiburan setiap hari diantaranya musik pop, dangdut, dan pagelaran wayang kulit. Untuk pra kegiatan kami juga mengadakan sepeda santai dengan target peserta sekira 1.500 orang," imbuhnya.
Kabid Kebudayaan Disdikbud Kabupaten Sukoharjo, Sri Raharjo. dalam kesempatan hadir dalam rapat koordinasi persiapan Grebeg Penjalin VI di Balai Desa Trangsan mengatakan, pihaknya akan melakukan kajian agar kerajinan rotan di Desa Trangsan diakui UNESCO sebagai warisan budaya tak benda.
"Kami bekerjasama dengan perguruan tinggi dari Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) akan melakukan kajian. Oleh karenanya kepada pihak desa maupun pengusaha mebel rotan agar bisa mendampingi para akademisi yang akan datang dalam rangka pengumpulan data," katanya.
Diketahui berdasarkan sejarahnya, aktivitas masyarakat Desa Trangsan sebagai pengrajin rotan yang dikenal hingga mancanegara sudah berlangsung secara turun -temurun sejak lama. Bahkan Desa Trangsan juga menjadi salah satu destinasi wisata kerajinan rotan di Sukoharjo.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait