SRAGEN, iNewsSragen.id - Ratusan warga berebut sisa air larap selambu Pangeran Samudra di Gunung kemukus Sragen, Jawa Tengah, Rabu (19/7/2023). Warga percaya air tersebut akan membawa berkah dan sebagai tolak bala. Tradisi yang rutin dilaksanakan setiap Bulan Muharam ini selalui diikuti antusias warga untuk mengambil sisa air.
Pantauan iNewsSragen.id, hampir sama, setiap tahun, tradisi pencucian selambu ini selalu dibanjiri pengunjung. Tidak hanya melihat proses larap selambu, namun banyak yang berusaha ngalap berkah. Mereka saling berebut untuk mendapatkan air sisa dari pencucian selambu. Ada yang mengambil dengan botol, gayung hingga ember.
Peringatan 1 Suro di Makam Pangeran Samudro kali ini Pemerintah Kabupaten Sragen menambah inovasi dengan sentuhan festival untuk meningkatkan kunjungan wisata.
Suparno mengatakan, prosesi ritual larap selambu sama. Hanya saja ada pembagian kirab dibagi menjadi sisi kanan dan kiri mengikuti rute yang baru. Kemudian terkait tingkat kunjungan meningkat. ”Kunjungan perkiraan hari ini dan kemarin dihadiri sekitar 8000 pengunjung,” kata Suparno.
Suparno menyampaikan antusiasme juga datang dari peziarah luar kota. Prosesi kirab baru diadakan setelah terhenti 3 tahun lalu. Sebelumnya hanya ritual pencucian selambu selama massa pandemi.
Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati menyampaikan, pernah berkomunikasi dengan Badan Otoritas Borobudur (BOB) untuk gunung kemukus menjadi kalender rutin wajib dikunjungi di Jateng. Sehingga harus punya sebuah acara yang terjadwal dan dengan konsep jelas. Dengan demikian bisa masuk kalender pariwisata Jateng.
”Baru tahun ini kami perintahkan Disparpora untuk mengemas ritual larap selambu yang tiap tahun diadakan. Tahun ini beda, kita betul betul menyiapkan lebih detail mengerahkan ASN bisa Hadir agar bisa memberikan informasi pada publik,” jelas Yuni Rabu (19/7).
Harapan ini akan jadi kegiatan rutin yang spesifik meningkatkan kunjungan wisatawan dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pungkas Yuni.
Sementara Ketua DPRD Sragen Suparno menyampaikan ritual ini bagian dari prosesi budaya. Dia menyampaikan prosesi semacam ini tidak boleh dihilangan dan harus dilestarikan. ”Antusias warga luar biasa, tahun ini lebih meriah, sekaligus lebih tertib. Tahun depan yang kurang diperbaiki,” ujarnya.
Dia menyampaikan makam pangeran Samudra dan Gunung Kemukus adalah aset wisata di Sragen yang harus dirawat. Selain itu budaya yang tiap tahun digelar ini merupakan warisan nenek moyang, pungkas Suparno.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait