SRAGEN, iNewsSragen.id - Sarasehan Budaya yang diadakan di Sragen, yang melibatkan beberapa tokoh dan komunitas lokal dalam rangka mengaktualisasikan nilai simbolik positif "pasrah legen".
Acara ini bertujuan untuk mendorong pemahaman lebih dalam tentang identitas dan sejarah daerah, serta mengembangkan potensi budaya lokal dalam pengembangan pariwisata dan pendidikan.
"Pasrah legen" mengandung makna simbolik positif yang berkaitan dengan menyerahkan tatanan atau sistem yang baik untuk kemajuan budaya di Sragen. Ini dilakukan melalui simbolisme menuangkan minuman legen dari bumbung bambu ke gelas kecil, yang kemudian diminum oleh beberapa tokoh penting dalam acara tersebut.
Dalam acara ini, terdapat narasumber yang mengupas lini masa sejarah Sragen dari zaman prasejarah hingga modern, dengan fokus pada pentingnya memahami sejarah dan mengenali karakter lokal untuk mengembangkan potensi budaya dan pariwisata desa. Narasumber lainnya juga membahas pentingnya mengenali identitas daerah dan memahami kearifan lokal untuk menghasilkan produk budaya yang bisa menjadi daya tarik pariwisata dan mengembangkan kurikulum muatan lokal dalam pendidikan dasar.
Tokoh Masyarakat Agus Endarto menyampaikan, pemaknaan "pasrah legen" dalam konteks ini merujuk pada penyerahan tatanan dan sistem yang ada dalam daerah Sragen untuk membantu generasi muda merasa bangga dengan warisan budaya dan sejarah mereka. Acara ini juga menggarisbawahi beberapa tokoh penting dalam sejarah Sragen, seperti Sangiran, Raja Pajang Jaka Tingkir, Pangeran Mangkubumi, Nyi Ageng Serang, dan Presiden Soekarno, yang semuanya memiliki kaitan dengan daerah tersebut.
Semua elemen ini mencerminkan upaya untuk memperkaya pemahaman lokal akan sejarah dan identitas daerah, serta mempromosikan pengembangan budaya dan pariwisata sebagai potensi yang dapat mendukung pertumbuhan dan pengenalan daerah Sragen kepada dunia luar.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait