Sosok Ratu Kalinyamat Pahlawan Nasional dari Jepara yang Ditakuti Portugis

Lutfan Faizi
Sosok Ratu Kalinyamat adalah salah satu dari enam tokoh yang akan diberikan gelar Pahlawan Nasional pada peringatan Hari Pahlawan Nasional, 10 November 2023 mendatang. Foto: Wikipedia

JEPARA, iNewsSragen.id - Sosok Ratu Kalinyamat mungkin sudah sering terdengar namanya sebagai bagian dari sejarah di tanah air. Kisah perempuan hebat ini telah sering diceritakan dalam berbagai buku serta media lainnya.

Ratu Kalinyamat adalah salah satu dari enam tokoh yang akan diberikan gelar Pahlawan Nasional pada peringatan Hari Pahlawan Nasional, 10 November 2023 mendatang.

Hal itu diketahui melalui surat edaran Kementerian Sosial Republik Indonesia, Nomor : R-09/KSN/SM/GT.02.00/11/2023.

Pemberian gelar Pahlawan Nasional itu akan digelar pada Jumat 10 November 2023 yang dipimpin langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.

Dalam jurnal "Ratu Kalinyamat: Ratu Jepara yang Pemberani" karya Chusnul Hayati, dia dijelaskan sebagai tokoh yang cukup terkenal. Tidak hanya karena parasnya yang cantik, tetapi juga karena kepribadiannya yang berani.

Portugis bahkan menyebutnya sebagai 'De Kranige Dame', yang artinya seorang wanita pemberani. Seorang penulis Portugis bernama Diego de Couto juga menyebutnya sebagai 'Rainha de Japara, senhora poderosa e rica', yang berarti "Ratu Jepara, seorang wanita kaya dan sangat berkuasa".

Dalam catatan sejarahnya, Ratu Kalinyamat merupakan putri dari Pangeran Trenggana dan cucu Raden Patah. Nama aslinya dikenal sebagai Retna Kencana.

Sejak masih muda, Retna Kencana telah dipercaya sebagai pemangku jabatan Adipati Jepara. Ia menikah dengan Pangeran Hadiri. Menurut sejumlah sumber, Pangeran Hadiri adalah putra Sultan Ibrahim dari Aceh dan bernama Pangeran Toyib semasa kecil.

Namun, pernikahan mereka tidak berlangsung lama. Pangeran Hadiri dibunuh oleh utusan Arya Penangsang setelah menghadiri upacara pemakaman kakak kandungnya, yang bernama Sunan Prawoto.

Setelah Arya Penangsang tewas, Retna Kencana dilantik sebagai penguasa Jepara dan diberi gelar Ratu Kalinyamat. Penobatannya ditandai dengan sengkalan 'Trus Karya Tataning Bumi'.

Selama masa kekuasaannya, Jepara menjadi pusat perdagangan yang besar di pantai utara Jawa. Mereka memiliki armada laut yang kuat dan dihormati.

Kepiawaiannya sebagai pemimpin tercermin saat Sultan Johor meminta bantuan untuk mengusir Portugis dari Malaka. Pada sekitar tahun 1551, Ratu Kalinyamat mengirimkan 40 kapal yang masing-masing membawa 4-5 ribu prajurit.

Meskipun usahanya gagal, Ratu Kalinyamat tidak putus asa. Pada tahun 1573, Sultan Aceh mengajaknya untuk menyerang Malaka. Namun, ekspedisi kedua juga tidak mencapai hasil yang diinginkan.

Meskipun dua upaya serangannya tidak berhasil, Portugis tetap mengakui keberaniannya. Diego de Couto menyebutnya sebagai 'Ratu Jepara, Seorang Wanita Kaya dan Pemberani'. 

Editor : Suriya Mohamad Said

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network