SUKOHARJO,iNewsSragen.id – Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta (FK UMS) bekerja sama dengan Puskesmas Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo, berkoordinasi dalam formulasi pembuatan aplikasi untuk pengelolaan ibu hamil dan ibu hamil beresiko tinggi.
Pembuatan aplikasi tersebut bertujuan untuk menekan jumlah kematian ibu terkait kehamilan beresiko di Kecamatan Gatak khususnya dan Kabupaten Sukoharjo pada umumnya.
Dr. dr. Yusuf Alam Romadhoni, M.Kes., Sp.KKLP., selaku ketua tim kegiatan yang merupakan program Pengabdian Masyarakat Persyarikatan/AUM/Desa Binaan (P2AD) FK UMS menyampaikan, pembuatan aplikasi diawali pada, Jum'at (26/7/2024) lalu, dengan rapat koordinasi perdana dan brainstorming.
"Dalam rapat koordinasi perdana dengan tema “Kader Kesehatan Cerdas Digital untuk Kecamatan Gatak Cepat Tanggap Masalah Ibu Hamil Beresiko Tinggi” itu, kami juga sekaligus melakukan brainstorming," kata Yusuf dalam rilisnya pada, Rabu (31/7/2024).
Ia menjelaskan topik yang menjadi pembahasan pada rapat koordinasi tersebut adalah target luaran berupa aplikasi digital yang memudahkan untuk pelaporan, koordinasi, monitoring, dan bantuan profesional yang diperlukan untuk ibu hamil. Terutama seluruh desa di Gatak yang merupakan desa binaan FK UMS.
“Angka kematian ibu hamil di Kecamatan Gatak itukan lumayan dibandingkan daerah yang lain, kita mencoba analisis," papar Yusuf yang juga Wakil Dekan III FK UMS.
Sebenarnya Kecamatan Gatak memiliki program satu ibu hamil satu kader kesehatan untuk pelaporan kepada bidan desa, hal ini membutuhkan waktu satu bulan. Sehingga gagasan pembuatan aplikasi sederhana mengemuka untuk memudahkan pelaporan tersebut.
Yusuf juga menyebutkan hasil brainstorming pada rapat perdana membahas mengenai cara komunikasi dan pelaporan, sehingga ibu hamil yang beresiko tinggi dapat segera ditangani tanpa menunggu waktu yang lama.
“Dengan aplikasi itu harapannya datanya real time dan selalu bisa update, karena setiap ada perkembangan pemeriksaan ibu hamil langsung segera dilaporkan,” harap Yusuf.
Selain itu, nantinya, aplikasi ini juga akan mencatat Hari Perkiraan Lahir (HPL) dari ibu-ibu hamil. Sehingga bidan desa mengetahui dan mempersiapkan proses lahiran ibu tersebut.
Dijelaskan, pembuatan aplikasi ini akan dilakukan selama setahun mendatang, dengan prediksi lima kali pertemuan untuk mematangkan prototype. Serta adanya evaluasi saat aplikasi sudah berjalan dan digunakan.
“Kalau P2AD yang kita ajukan satu tahun, dan kita lewat kegiatan pembelajaran mahasiswa namanya blok reproduksi terjun ke masyarakat ikut membantu ibu kader mendatangi ibu hamil untuk memeriksa dan skrining mengenai status kehamilan mereka, apakah risiko biasa, sedang atau tinggi," ujarnya.
Ditambahkan, bila nanti aplikasi tersebut selesai, maka bisa digunakan dan termasuk bagian dari pendampingan berkelanjutan selanjutnya walaupun program P2AD tersebut sudah selesai.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait