SRAGEN, iNewsSragen.id - Kelangkaan gas LPG 3 kilogram sudah terjadi selama 2 pekan di wilayah Kabupaten Sragen. Adanya kelangkaan ini memicu harga gas melon tersebut menjadi naik ugal-ugalan.
Hasil investigasi iNews Sragen di lapangan, di beberapa wilayah Kecamatan yakni Miri, Sumberlawang, Gemolong, Sukodono, Mondokan, Jenar, Masaran, Kedawung dan Sambirejo gas LPG 3 kilogram yang beredar di warung-warung kelontong mencapai harga Rp 25 ribu hingga Rp 28 ribu.
Sebagai contoh warung 'X' di Miri, menjual gas LPG 3 kilogram dengan harga Rp 25 ribu, dan warung 'AP' di Gemolong menjual Rp 28 ribu padahal diketahui 2 wilayah tersebut begitu dekat dengan pusat pengisian SPPBE yang berada di Desa Soko, Kecamatan Miri.
Triyanti (37), warga Miri mengungkapkan kelangkaan gas LPG 3 kilogram di daerahnya telah terjadi sejak Minggu Pertama bulan Agustus. Pada Minggu Kedua, gas sudah sulit didapat di warung-warung, hingga menginjak Minggu ketiga kesediaan gas terbatas dan mengalami lonjakan harga Rp 8 ribu hingga Rp 10 ribu.
"Biasanya saya beli di warung cuma Rp 17,5 ribu - Rp 18 ribu. Sekarang malah harganya Rp 25 ribu, bahkan di warung kampung sebelah lebih mahal yaitu Rp 28 ribu," jelasnya.
Hal yang sama diungkapkan Darsini, penjual gorengan di Gemolong ini merasakan dampak akibat adanya kelangkaan gas LPG 3 kilogram. Dia harus membeli gas melon seharga Rp 25 ribu demi tetap bisa berdagang.
"Di daerah saya Rp 28 ribu. Untuk mendapatkan yang harga Rp 25 ribu saya harus rela pergi mencari ke lain daerah. Ya gimana lagi kalau gak ada gas ya nggak bisa berdagang saya," keluhnya.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil, Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Cosmas Edwi Yunanto, S.Sos mengungkapkan, kelangkaan yang terjadi di lapangan diakibatkan karena adanya permintaan tinggi. Cosmas menyatakan telah melakukan koordinasi dengan pihak Pertamina mengenai masalah ini.
"Kita sudah bersurat fakultatif ke Pertamina, pengajuan tambahan 50% dari suplay harian," katanya kepada iNews Sragen. Sabtu (24/8/2024) Malam.
Selain itu, Cosmas mengungkapkan dari hasil monitoring yang dilakukan, adanya permintaan tinggi yang terjadi di lapangan karena ada 2 faktor penyebab. Yang Pertama, musim tanam yang bebarengan dengan musim kemarau, sehingga permintaan suplai gas LPG 3 kilogram pada sektor pertanian meningkat. Kedua, di Bulan Agustus di Sragen banyak hajatan dan even-even di masyarakat.
"Kami sudah menghimbau kepada teman-teman agen suplaiyer agar memonitoring area yang rawan kekosongan stok gas LPG 3 kilogram," pungkasnya.
Editor : Joko Piroso