Lebih jauh, Kapolres juga mengajak masyarakat untuk membangun narasi positif tentang bulan Suro, yang selama ini sering diasosiasikan secara negatif, terutama dalam konteks budaya pencak silat.
“Tradisi Suro sejatinya adalah momentum mempererat persatuan dan perdamaian. Mari rayakan dengan bijak dan jadikan sebagai waktu untuk bergotong royong,” tambahnya.
Kegiatan ini ditutup dengan doa lintas iman dan ramah tamah antar komunitas, memperkuat pesan bahwa Sragen adalah wilayah yang menjunjung tinggi nilai toleransi, kerukunan, dan solidaritas dalam keberagaman.
Aksi sosial ini sekaligus menjadi wujud bahwa Polri hadir sebagai mitra seluruh golongan masyarakat, tidak hanya dalam menjaga keamanan, tetapi juga dalam merawat nilai-nilai kemanusiaan dan kebhinekaan.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait