SOLO,iNewsSragen.id - Puluhan ribu warga mulai dari anak-anak hingga orang dewasa memadati rute Solo Batik Carnival (SBC) 2025 dari Stadion Sriwedari di Jalan Bhayangakara dan Jalan Slamet Riyadi hingga Jalan Jenderal Sudirman depan Balai Kota Surakarta, Sabtu (12/7/2025) sore.
Pantauan di lapangan warga yang datang menyaksikan terlihat sangat antusias. Mereka rela menungu lama untuk dapat melihat langsung para peraga peserta SBC 2025 yang berjalan sambil berlenggak-lenggok bak fashion show di jalan raya.
Sejumlah ruas jalan di Kota Solo ditutup sementara untuk mendukung kelancaran acara SBC 2025 serta agar lalu lintas tidak tersendat.
Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Solo, Aloisius Satmaka Nugraha, menyampaikan SBC 2025 tahun ini memasuki penyelenggaraan tahun ke-16.
"Temanya 'Samuhita Sobosukawonosraten', dan SBC melingkupi bukan hanya Solo namun juga sekitarnya, seperti Sukoharjo, Boyolali, Sragen, Klaten, Karanganyar, dan Wonogiri," jelasnya.
Menyinggung tentang peserta, ia menyebut diperkirakan sekira 350 orang, yang terdiri dari internal SBC sebanyak 240 orang dengan detail pembagian 125 berkostum, 65 penari, dan 50 personel pendukung.
Selain itu ada peserta paskibra serta peserta tamu yang berasal dari Semarang, Wonosobo, dan Madiun.
“Untuk formasinya, diawali pasukan Paskibra, peserta tamu, dan peserta SBC sendiri,” ungkapnya.
Menjawab tentang perbedaan kostum peserta atau hal lain dibandingkan dengan penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya, Satmaka menjelaskan perbedaan hanya terletak pada sejumlah peserta yang bukan saja dari Solo namun dari sejumlah daerah lainnya.
“Tidak ada panggung lainnya selain di depan Stadion Sriwedari. Begitu pun hiburan lainnya," imbuhnya.
Salah satu tokoh masyakarat Kota Surakarta, BRM Kusumo Putro yang menyaksikan membaur dengan warga menilai, penyelenggaraan SBC kali ini kurang greget. Jumlah penonton tidak semeriah seperti pada penyelenggaraan tahun sebelumnya.
"Seharusnya ada peningkatan baik dari segi kwalitas maupun kwantitas. Sayangnya pada tahun ini hal itu tidak terlihat. Yang saya lihat, justru masih meriah pawai Agustusan kampung," ujarnya.
Menurut Kusumo yang juga Ketua Forum Budaya Mataram, kirab peserta akan lebih memiliki greget semisal pada barisan depan diawali drumband maupun marching band atau musik tradisional untuk menonjolkan aura SBC itu sendiri.
"Solo sebagai kota seni dan budaya, sama sekali auranya tidak kelihatan dalam SBC 2025 ini. Jika tidak ada inovasi dan kreatifitas maka rasanya akan sulit menjadi daya tarik wisata. Ini SBC terburuk sepanjang penyelenggaraan," tegasnya.
SBC 2025 sendiri dimulai sekira pukul 16.35 WIB dari titik pemberangkatan di Jalan Bhayangkara (barat Stadion Sriwedari) berbelok ke kanan Jalan Slamet Riyadi menuju Balai Kota Surakarta.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait