SUKOHARJO,iNewsSragen.id - Gelora kemerdekaan membuncah di Dukuh Jetis, RT 2/RW 9, Desa Pondok, Kecamatan Nguter. Kawasan ini berubah total menjadi lautan Merah Putih dengan 320 bendera, 80 umbul-umbul, dan kain panjang sepanjang 1,5 kilometer membentang di setiap jengkal jalan. Semuanya hasil swadaya dan gotong royong warga, demi menyambut HUT ke-80 Republik Indonesia.
Apresiasi tinggi datang langsung dari Bupati Sukoharjo, Etik Suryani, yang menetapkan kawasan ini sebagai 'Kampung Jetis Merah Putih', Selasa (12/8/2025). “Jetis Merah Putih ini luar biasa. Saya harap bisa menjadi teladan bagi masyarakat di Pondok, bahkan seluruh Sukoharjo,” tegas Bupati saat di lokasi.
Tak hanya pujian, Bupati juga mengimbau seluruh warga Sukoharjo untuk mengibarkan bendera Merah Putih selama sebulan penuh—dari 1 hingga 31 Agustus—sebagai bentuk nyata cinta Tanah Air.
Di balik gemerlap warna-warni merah putih itu, ada cerita ketulusan dan kerja keras warga. Juni Anggraswadi, tokoh masyarakat Jetis, mengungkapkan bahwa persiapan dimulai sejak awal Juli.
“Dari merancang, memotong bambu, menjahit, hingga pemasangan—semua dilakukan bersama. Ini demi membangkitkan semangat nasionalisme dan menjaga kekompakan warga,” ungkapnya.
Semangat ini tak berlalu tanpa pengakuan. Jetis Merah Putih mencatatkan rekor ke-476 Muresko (Museum Rekor Sukoharjo), versi lokal MURI. Piagam penghargaan diserahkan langsung oleh pendirinya, Anton Bimo 'Kokor' Wijanarko.
“Yang terjadi di Jetis adalah bukti bahwa nasionalisme belum mati. Cinta kepada Republik Indonesia masih hidup dan nyata. Saya berharap, tahun depan ini bisa jadi gerakan massal, bahkan dijadikan karnaval desa,” ujar pria yang akrab dipanggil dengan nama 'Kokor' itu.
Deklarasi Kampung Jetis Merah Putih bukan sekadar aksi dekoratif. Ini adalah manifestasi nasionalisme akar rumput, dari desa untuk Indonesia. Ketika hiruk-pikuk kota semakin melupakan makna kemerdekaan, Jetis justru menegaskan bahwa semangat merah putih masih menyala terang di pelosok negeri.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait