MONTEVIDEO, iNewsSragen.id - Kecelakaan pesawat Angkatan Udara Uruguay 571 yang terjadi pada 13 Oktober 1972 silam menyimpan kisah yang mengerikan. Para korban yang selamat dalam kecelakaan tersebut harus bisa bertahan di tengah dinginnya gunung dengan cara makan daging penumpang lain yang tewas.
Kisah ini diungkapkan oleh dua dari 16 penumpang pesawat yang selamat, Roberto Canessa dan Nando Parrado.
Kecelakaan ini terjadi saat pesawat membawa penumpang berjumlah 45 orang menuju Chili. Sebanyak 17 orang dari penumpang itu merupakan anggota tim Rugby asal Uruguay. Sejumlah kerabat pemain juga turut dalam penerbangan ini.
Saat melewati pengunungan Andes, cuaca sangat buruk. Jarak pandang nyaris 0 meter.
Akibatnya, pesawat menabrak puncak gunung dan menyebabkan bagian sayap pesawat robek. Pesawat pun jatuh.
Awalnya, ada 20 penumpang yang selamat sementara sisanya tewas seketika. Sayangnya, empat orang dari korban selamat itu tewas akibat longsor salju pada suatu malam berikutnya.
Meski tidak tewas dalam kecelakaan pesawat, bukan berarti mereka telah selamat. Tanpa persiapan untuk bertahan hidup di hutan yang dingin, mereka harus bertahan di pegunungan yang sepi tanpa bahan makanan dan minuman juga baju hangat.
Beruntung, salah satu penumpang selamat punya ide mencairkan es dengan menggunakan alumunium. Tujuannya, mereka mendapat air yang bisa diminum.
Masalah lain yakni ketersediaan makanan. Masalahnya, saat itu tidak ada tanda-tanda akan ada orang yang menyelamatkan mereka.
Akhirnya dengan sepakat, mereka makan daging penumpang lain yang tewas demi bertahan hidup.
Saat itu, pemerintah Chili maupun Uruguay menghentikan pencarian korban setelah 11 hari. Padahal keluarga korban masih berusaha melanjutkan pencarian.
Tak terasa, para korban selamat dalam tragedi pesawat itu telah hidup di hutan selama 60 hari. Hingga akhirnya, Canessa mendekati Parrado untuk berusaha mencari bantuan dengan turun gunung.
Ternyata beberapa orang pun melakukan perjalanan turun gunung untuk menemukan bantuan. Mereka turun gunung tanpa alat bantu apapun seperti kompas atau lampu.
Hingga akhirnya mereka bertemu seorang pria dan meminta bantuan padanya pada 20 Desember 1972. Selanjutnya, bantuan datang. Pada 22 Desember 1972, helikopter pertama mencapai lokasi dan berusaha mengevakuasi korban.
Setelah semua terkendali, Canessa meminta maaf kepada keluarga korban yang mayatnya dimakan. Dia pun dengan jujur menjelaskan apa yang terjadi. Mengerti bahwa korban selamat terpaksa menjadi kanibal, keluarga korban tak mempermasalahkannya.
Editor : Joko Piroso