SUKOHARJO,iNewsSragen.id - Dinamika perkembangan pembangunan di Sukoharjo yang begitu pesat menuntut sarana dan pra sarana pendukung untuk penanganan kebencanaan juga harus dapat mengimbangi. Salah satunya dalam penanganan musibah kebakaran.
Sarana dan pra sarana yang digunakan oleh petugas pemadam kebakaran (Damkar) Kabupaten Sukoharjo, saat ini masih terbilang kurang memadai. Hal itu menjadi salah satu kendala bagi para petugas saat mendapat laporan kejadian kebakaran
Seperti dalam kejadian kebakaran toko onderdil sepeda motor 'Candi Motor' di Jalan Telukan, Grogol, Sukoharjo pada, Kamis (13/7/2023). Ketiadaan peralatan yang memadai membuat petugas menghadapi resiko tinggi terancam keselamatannya.
Bangunan toko yang terbakar tersebut hanya memiliki akses satu pintu dari depan saja, sehingga untuk masuk ke titik pusat api petugas harus memutar otak mencari cara agar tidak terjebak asap yang ditimbulkan obyek yang terbakar, diantaranya ban dan oli.
Dalam kondisi seperti itu, sangat beresiko apabila penanganan kebakaran dilakukan tanpa dukungan peralatan yang memadai. Sebuah tembok bangunan terpaksa harus dikorbankan untuk dijebol agar uap panas bisa keluar di udara terbuka sekaligus juga dijadikan pintu masuk petugas ke titik pusat api.
Komandan Damkar Satpol PP Sukoharjo, Margono atau biasa dipanggil Ndan Gogon, menuturkan, pihaknya mengalami kendala lantaran pintu akses bangunan yang terbakar hanya ada satu. Sehingga harus membuat pintu darurat.
"Barang-barang yang terbakar adalah sparepart sepeda motor. Yang dominan terbakar adalah oli, ban motor, bodi motor, dan beberapa lainnya," ungkap Ndan Gogon.
Asap yang dihasilkan dari ban yang terbakar tersebut mengandung partikel-partikel halus zinc oxide. Oleh karenanya petugas damkar yang menghirup partikel itu sangat beresiko terkena peradangan di paru-paru.
"Kendala lainnya, kami masih minim peralatan penerangan, belum punya cutting, belum punya blower penghisap asap, belum punya kompresor oksigen," ungkapnya.
Selain itu pengisian SCBA (Self Contained Breathing Apparatus) atau alat pernapasan bertekanan udara juga menjadi persoalan tersendiri. Termasuk alat komunikasi dan APD juga masih sangat minim dimiliki Damkar Sukoharjo.
Alhasil, meskipun dihadapkan dengan berbagai kendala, petugas damkar Sukoharjo dibantu oleh unit damkar dari Solo, Karanganyar, Sragen, dan Wonogiri, dapat menjinakkan amukan si jago merah sehingga tidak sampai menjalar ke bangunan lain yang berada didekatnya.
Terhitung sejak menerima laporan sekira pukul 10.30 WIB, api baru dapat dipadamkan setelah beberapa jam kemudian. Pendinginan baru selesai dilakukan sekira pukul 18.00 WIB. Hampir satu hari penuh penanganannya.
"Luas area yang terbakar kurang lebih 170 meter persegi dari total luas keseluruhan bangunan sekira 240 meter persegi. Estimasi kerusakan sekira 70%, dan untuk aset yang dapat diselamatkan sekira 30%," ujar Ndan Gogon.
Beruntung dalam kejadian itu tidak ada korban jiwa, meskipun sebelumnya sempat muncul kekhawatiran merembet ke toko yang berada disamping kanan-kiri bangunan yang terbakar itu yaitu, toko peralatan rumah tangga dan toko bahan bangunan.
"Kalau dihitung dari respon time pengerahan armada damkar sudah terpenuhi yaitu sekira 10 menit sampai di lokasi. Tadi ada 8 unit armada damkar yang terlibat, sudah termasuk bantuan damkar dari daerah lain," pungkasnya.
Editor : Joko Piroso