Karomah Ilmu Teleportasi dan Mampu Musnahkan Wabah Syekh Maulana Ishaq, Wali Utusan Sultan Turki

JAKARTA, iNews.id - Syekh Maulana Ishaq adalah seorang ulama kelahiran Samarqand, Rusia Selatan, yang diutus oleh Sultan Ustmani Turki untuk menyebarkan agama Islam di Asia Timur.
Ayah dari Sunan Giri atau Raden Paku juga berperan penting dalam penyebaran Islam di Nusantara.
Meskipun tidak termasuk dalam jajaran Wali Songo, Syekh Maulana Ishaq berkontribusi besar dalam menjadikan mayoritas masyarakat Indonesia menganut agama Islam.
Metode dakwahnya yang lembut diterima dengan baik oleh masyarakat Jawa yang pada masa itu masih memeluk agama Hindu kuno.
Jejak dakwahnya dikenal sangat lembut dan diterima masyarakat Jawa yang kala itu memeluk agama hindu kuno.
Lokasi peristirahatan terakhirnya di Desa Gapurosukolilo, Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik, banyak didatangi peziarah dari berbagai wilayah.
Selain itu, makamnya juga diyakini berada di Desa Kemantren, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, berdasarkan penelitian mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Fasih Ulum.
Kedatangan Syekh Maulana Ishaq ke Desa Kemantren terjadi dua kali. Pertama pada tahun 1443 M, bertepatan dengan kelahiran anaknya yang bernama Raden Paku.
Kedua, sekitar tahun 1473 M, setelah kembali dari Negeri Pasai. Konon, Syekh Maulana Ishaq menetap di Desa Kemantren dan menyebarkan agama Islam kepada masyarakat setempat dengan cara damai, sopan, dan santun, tanpa kekerasan.
Dia adalah salah satu ulama periode pertama yang dikirim oleh Sultan Turki Ustmani ke Nusantara untuk menyebarkan agama Islam, dengan spesialisasi sebagai ulama ahli pengobatan.
Dia datang ke tanah Jawa pada tahun 1404 M bersama ayahnya, Syekh Maulana Ahmad Jumadil Qubro (Husein Jamaluddin), dan kakaknya, Syekh Maulana Malik Ibrahim.
Selama di Gresik, Syekh Maulana Ishaq mengalami kisah kesaktian dengan karomah sebagai wali Allah saat menghadapi wabah penyakit 'pageblug' yang mematikan. Rakyat Gresik, termasuk Putri Kerajaan Blambangan, Dewi Sekardadu, menderita wabah tersebut, tetapi Syekh Maulana Ishaq berhasil menyembuhkannya dan mengislamkan masyarakat Blambangan dengan cara yang tenang dan bijaksana.
Metode dakwahnya adalah dakwah bil-hikmah, yaitu mengajak masyarakat mengikuti agama Islam dengan bijaksana, menggunakan akal budi dan hati yang bersih.
Dia mendirikan masjid di Desa Kemantren sebagai basis dalam menyebarkan Islam, yang juga berfungsi sebagai pondok pesantren bagi murid-muridnya atau para pengikutnya.
Selain itu, Syekh Maulana Ishaq juga membangun Bayang Gambang, sebuah bangunan tempat bermusyawarah dan pengajaran ilmu agama untuk para pengikutnya.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta