GROBOGAN, iNewsSragen.id - Ramai di media sosial, ulah tidak terpuji seorang anggota Bhabinkamtibmas di Grobogan, yang terekam kamera CCTV tengah menganiaya dua pemuda dan satu diantaranya masih di bawah umur di sebuah bengkel sepeda motor.
Dalam rekaman terlihat anggota Bhabinkamtibmas tersebut memukul kemudian mencekik dan menempelkan telinga korban di cerobong knalpot dengan cara dihimpit dengan kedua kakinya sambil menyalakan mesin motor.
Dalam rekaman kamera CCTV yang berdurasi empat menit empat belas detik, terlihat seorang anggota Bhabinkamtibmas yang mengenakan kaos kerah berwarna merah, memanggil seorang pemuda berinisial f-d, tujuh belas tahun dari depan rukonya di Desa Kemadoh Batur, Kecamatan Tawangharjo, Grobogan, Jawa Tengah.
Pemuda yang masih dibawah umur ini kemudian datang mendekat ke pelaku, diketahui polisi bernama Agung Suwignyo berpangkat Aipda ini langsung melayangkan pukulan ke wajah F-D hingga beberapa kali. Pelaku kemudian memanggil Riko Tri Santoso (20) yang merupakan teman satu bengkel dengan korban F-D.
Riko juga mendapatkan penganiayaan oleh pelaku beberapa kali. Kepala korban dipukul berkali-kali hingga pelaku puas. Tak hanya itu kepala Riko juga ditempelkan di depan cerobong knalpot dengan cara dijepit dengan menggunakan kedua kaki pelaku. Mesin sepeda motor Riko kemudian dinyalakan dan digeber-geber pelaku.
Menurut korban, saat itu ia bersama F-D dan rekan bengkel lainnya tengah memperbaiki sepeda motor pelanggan. Setelah selesai di servis, sepeda motor tersebut kemudian dicoba korban dengan cara dinyalakan dan kemudian digeber untuk mengecek kondisi mesin.
Lokasi ruko pelaku yang berdampingan dengan bengkel, otomatis suara bising sepeda motor terdengar pelaku dan dianggap mengganggu. Tak terima suara bising tersebut, pelaku kemudian keluar ruko dan menganiaya kedua korban.
Kedua korban kemudian melaporkan kejadian penganiayaan ini ke Provos Polres Grobogan.
Suharno, paman Riko mengaku tidak terima dengan perlakuan oknum polisi tersebut. Suharno menambahkan bahwa pelaku merupakan warga Baturagung dan tinggal berdekatan dengan rumah korban. Warga mengaku sudah muak dengan perilaku pelaku karena sering berbuat arogan dan semena-mena dengan warga.
Warga mengaku tidak berani melawan oknum polisi arogan tersebut karena takut selalu diancam dan diintimidasi oleh pelaku. Saat ini korban masih mengalami trauma dan tidak berani bekerja dan sekolah. Keluarga korban dan warga Baturagung meminta agar aparat kepolisian menindak tegas anggotanya yang selama ini dianggap sangat meresahkan warga.
Editor : Joko Piroso