Dalam catatan sejarahnya, Ratu Kalinyamat merupakan putri dari Pangeran Trenggana dan cucu Raden Patah. Nama aslinya dikenal sebagai Retna Kencana.
Sejak masih muda, Retna Kencana telah dipercaya sebagai pemangku jabatan Adipati Jepara. Ia menikah dengan Pangeran Hadiri. Menurut sejumlah sumber, Pangeran Hadiri adalah putra Sultan Ibrahim dari Aceh dan bernama Pangeran Toyib semasa kecil.
Namun, pernikahan mereka tidak berlangsung lama. Pangeran Hadiri dibunuh oleh utusan Arya Penangsang setelah menghadiri upacara pemakaman kakak kandungnya, yang bernama Sunan Prawoto.
Setelah Arya Penangsang tewas, Retna Kencana dilantik sebagai penguasa Jepara dan diberi gelar Ratu Kalinyamat. Penobatannya ditandai dengan sengkalan 'Trus Karya Tataning Bumi'.
Selama masa kekuasaannya, Jepara menjadi pusat perdagangan yang besar di pantai utara Jawa. Mereka memiliki armada laut yang kuat dan dihormati.
Kepiawaiannya sebagai pemimpin tercermin saat Sultan Johor meminta bantuan untuk mengusir Portugis dari Malaka. Pada sekitar tahun 1551, Ratu Kalinyamat mengirimkan 40 kapal yang masing-masing membawa 4-5 ribu prajurit.
Meskipun usahanya gagal, Ratu Kalinyamat tidak putus asa. Pada tahun 1573, Sultan Aceh mengajaknya untuk menyerang Malaka. Namun, ekspedisi kedua juga tidak mencapai hasil yang diinginkan.
Meskipun dua upaya serangannya tidak berhasil, Portugis tetap mengakui keberaniannya. Diego de Couto menyebutnya sebagai 'Ratu Jepara, Seorang Wanita Kaya dan Pemberani'.
Editor : Suriya Mohamad Said