SUKOHARJO,iNewsSragen.id - Seiring memasuki musim penghujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo mulai mengantisipasi datangnya banjir, terutama dari luapan sungai Bengawan Solo.
Ada empat perangkat Early Warning System (EWS) pendeteksi ketinggian permukaan air sungai di cek kepekaannya. Pengecekan dilakukan bersama petugas dari Perum Jasa Tirta (PJT) I Wilayah Sungai Bengawan Solo, Jum'at (15/12/2023).
“Alhamdulillah, semua EWS fungsi lampu dan sirine menyala dan berbunyi normal. Ketika nanti permukaan air sungai mulai meninggi, muncul bunyi sirine keras bersamaan lampu peringatan menyala,” kata Kepala BPBD Sukoharjo, Ariyanto Mulyatmo.
Di jelaskan, empat EWS pendeteksi bahaya banjir wilayah sungai Bengawan Solo tersebut terpasang sejak 2015 silam dengan sumber dana pemasangan alat berasal dari internal PJT I.
“Yang terpasang di Bengawan Solo ada tiga, yaitu di Desa Telukan Grogol, Desa Kadokan Grogol, dan Desa Laban Mojolaban. Sedangkan satu lagi terpasang di sungai Wingko Perum Puri Gading Grogol," paparnya.
Ariyanto menjelaskan, pengecekan fungsi EWS dalam rangka mitigasi bencana banjir. Sebab, hampir semua aliran sungai di wilayah Sukoharjo bermuara ke sungai Bengawan Solo sehingga sering terjadi luapan setiap musim hujan.
”Jadi pengecekan ini bagian dari kesiapsiagaan bencana banjir yang deteksinya melalui perangkat EWS,” ujarnya.
Berdasarkan pemetaan BPBD Sukoharjo, ada lima kecamatan yang kerap menjadi langganan banjir saat musim hujan. Masing-masing kecamatan itu adalah Baki, Grogol, Polokarto, Mojolaban, dan Weru.
"Lima kecamatan itu beberapa wilayahnya sering menjadi langganan banjir setiap turun hujan dengan intensitas tinggi. Terutama di Nusupan dan Kadokan di Kecamatan Grogol,” pungkasnya.
Editor : Joko Piroso