get app
inews
Aa Text
Read Next : Dugaan Tindakan Represif Aparat di Sukoharjo, Pagar Nusa Siap Tempuh Jalur Hukum 

Sikapi Jemaah Aolia di Gunungkidul Salat Idulfitri Duluan, Haedar Nashir: Mesti Diajak Dialog

Minggu, 07 April 2024 | 20:53 WIB
header img
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta. Foto/Erfan Erlin/MPI

GUNUNGKIDUL, iNewsSragen.id - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir, menyampaikan pendapatnya mengenai perayaan Idulfitri yang berbeda antara jamaah Masjid Aolia di Gunungkidul, Yogyakarta, dengan Muhammadiyah, NU, dan pemerintah.

Haedar menegaskan pentingnya toleransi terhadap perbedaan keyakinan dalam beragama, selama perbedaan tersebut tidak menyimpang dari ajaran utama nilai-nilai keagamaan.

"Ketika ada perbedaan keyakinan, kita harus bersikap toleran terhadap perbedaan tersebut," ujar Haedar di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta pada Sabtu (6/4/2024).

Namun demikian, Haedar juga menegaskan bahwa jika perbedaan tersebut terlalu jauh menyimpang dari dasar-dasar ketentuan atau aturan keagamaan yang lazim, maka diperlukan dialog untuk meluruskannya.

"Jika perbedaan tersebut terlalu jauh menyimpang, maka perlu dilakukan dialog," tegasnya. Haedar melihat dialog sebagai cara terbaik untuk menyelesaikan perselisihan, termasuk terkait perbedaan dalam penetapan hari raya.

Haedar juga mendorong organisasi kemasyarakatan dan keagamaan untuk melakukan introspeksi dan mengambil peran dalam membangun masyarakat.

Dia berharap tokoh-tokoh masyarakat dan keagamaan setempat dapat menjadi mediator dan fasilitator dalam menyelesaikan perbedaan melalui dialog.

"Tokoh-tokoh setempat seharusnya bisa menjadi kunci, menjadi mediator, fasilitator, pendamai, penyatu. Kita harus introspeksi, jangan sampai kita tercerabut dari akar keluarga, masyarakat, dan umat," kata Haedar.

Lebih lanjut, Haedar mengingatkan pentingnya toleransi dan dialog dalam kehidupan beragama di Indonesia. Dia menekankan bahwa meskipun Indonesia memiliki masyarakat yang komunal, namun tradisi dialog masih kurang.

"Bukan hanya di tingkat masyarakat tapi juga di tingkat elit, maka perlu menghidupkan tradisi dialog itu jika ada masalah, entah itu terkait keagamaan atau persoalan sosial lainnya, upayakan kedepankan dialog," tambahnya.

Editor : Joko Piroso

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut