GROBOGAN, iNewsSragen.id - Dalam debat pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Grobogan, suasana sempat memanas ketika pasangan nomor urut satu, Hadi-Sugeng, mempertanyakan tanggung jawab calon Bupati nomor urut dua, Bambang Pujianto, terkait penanganan distribusi pupuk bersubsidi selama menjabat sebagai Wakil Bupati.
Bambang langsung membantah tuduhan tersebut, menyatakan bahwa ia tidak pernah dilibatkan dalam pengawasan distribusi pupuk, meskipun ia juga menjabat sebagai Ketua Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida Grobogan.
Momen ini menambah ketegangan dalam debat, namun moderator berhasil meredakan suasana dan melanjutkan dengan pertanyaan lainnya.
Di sisi lain, pasangan Hadi-Sugeng berjanji untuk melanjutkan program-program Presiden Prabowo, khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan petani dan menangani kemiskinan.
Mereka juga mengusulkan santunan bulanan sebesar dua ratus ribu rupiah untuk masyarakat yang berusia di atas tujuh puluh tahun. Janji-janji ini mencerminkan komitmen mereka untuk memperhatikan kesejahteraan masyarakat Grobogan.
Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati nomor urut dua, Bambang Pujianto dan pasangannya, menekankan pentingnya memprioritaskan permasalahan pupuk bagi petani.
Mereka menyadari bahwa banyak petani menghadapi kesulitan dalam mendapatkan pupuk bersubsidi akibat prosedur yang rumit, sehingga sering kali terpaksa membeli pupuk non-subsidi dengan harga yang jauh lebih mahal.
Bambang juga mengungkapkan masalah penimbunan pupuk yang dilakukan oleh distributor, yang memperburuk situasi dan menyulitkan petani dalam memperoleh pupuk yang dibutuhkan.
Dengan menyoroti isu-isu ini, mereka berkomitmen untuk menciptakan solusi yang lebih efisien dalam distribusi pupuk, agar petani dapat dengan mudah mengakses sumber daya yang diperlukan.
Debat ditutup dengan teriakan yel-yel dukungan dari tim masing-masing calon, menciptakan atmosfer yang meriah dan penuh semangat menjelang pemilihan. Suasana ini menunjukkan antusiasme masyarakat terhadap calon pemimpin mereka dan harapan akan perubahan yang lebih baik dalam sektor pertanian.
Editor : Joko Piroso