MOJOKERTO, iNewsSragen.id - Tragedi dalam kegiatan outing class SMP 7 Kota Mojokerto di Pantai Drini, Gunung Kidul, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat Mojokerto. Sejumlah keluarga korban menangis histeris di kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Mojokerto, Selasa (28/1/2025), setelah mengetahui bahwa anak mereka menjadi korban dari kejadian nahas tersebut.
Sebanyak 250 siswa SMP 7 Kota Mojokerto mengikuti kegiatan outing class yang berlangsung sejak Senin (27/1/2025) malam. Mereka berangkat menggunakan lima bus dengan didampingi 16 pendamping dari pihak sekolah. Setibanya di Pantai Drini, sejumlah siswa berenang di pantai hingga ombak besar menerjang mereka.
Dari kejadian tersebut 13 siswa menjadi korban, Tiga siswa meninggal dunia, dan jenazah mereka telah dievakuasi ke RS Sarjito, Kota Yogyakarta, Satu siswa masih dalam pencarian oleh tim SAR Gunungkidul, Sembilan siswa ditemukan selamat, meskipun tujuh di antaranya masih mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Suasana di kantor Dikbud Kota Mojokerto penuh kesedihan saat keluarga korban mencari informasi mengenai nasib anak mereka. Sekolah SMP 7 Mojokerto tampak sepi karena para orang tua datang untuk menanyakan kabar anak-anak mereka yang ikut kegiatan tersebut.
Penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto, Ali Kuncoro, menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan menegaskan bahwa program outing class untuk sementara waktu dihentikan.
"Kami sampaikan, dari 13 korban, sembilan ditemukan selamat meskipun tujuh masih dalam perawatan di rumah sakit. Tiga siswa ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, dan satu siswa saat ini masih dalam proses pencarian oleh tim SAR Gunungkidul," jelas Ali Kuncoro.
Ia menegaskan bahwa evaluasi menyeluruh akan dilakukan terhadap program outing class untuk memastikan keselamatan siswa dalam kegiatan serupa di masa depan.
Tragedi ini menjadi pengingat pentingnya protokol keselamatan dalam kegiatan luar sekolah, khususnya di lokasi-lokasi dengan risiko tinggi seperti pantai atau tempat wisata alam. Pihak Pemkot Mojokerto juga akan mengupayakan pendampingan psikologis bagi keluarga korban dan siswa yang selamat.
Masyarakat berharap kejadian ini menjadi pelajaran bagi sekolah-sekolah lain untuk lebih memperhatikan faktor keselamatan dalam merencanakan kegiatan serupa.
Editor : Joko Piroso