Satu Kata dari Ketua PWI, Usai Peringatan HPN Tingkat Jateng di Blora : 'Blora Luar Biasa'

Pada Puncak resepsi Hari Pers Nasional (HPN) 2025, Ketua Dewan Kehormatan PWI Pusat, Sasongko Tedjo mengatakan, zaman serba digital kian memudahkan pendirian media massa berbasis elektronik. Namun demikian, dari sekian banyak media survei Serikat Media Siber Indonesia, hanya sekitar dua persen yang sehat.
Terkait AI, menurutnya memang dapat menjadi alat untuk mempermudah kinerja jurnalis. Namun, bukan berarti menggantikan fungsi jurnalis.
“Fungsi wartawan tidak tergantikan. Walau ada AI, tetap harus berpegang pada kode etik jurnalistik. Di situlah fungsi wartawan menerapkan kode etik jurnalistik. Saya kira profesi wartawan tidak akan mati,” tutur Sasongko.
Menurut sasongko, pewarta mempunyai peran memvalidasi sebuah informasi yang beredar di platform digital. Harapannya, masyarakat bisa memperoleh kabar yang jernih.
Hal serupa diungkapkan Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda Provinsi Jateng, Ema Rachmawati. Menurutnya, ada peran pers dalam ritme pemerintahan daerah.
Menurutnya, pers bisa mendorong agar pemerintah membuat kebijakan, yang lebih berpihak pada rakyat. Oleh karenanya, Ema mengajak agar jurnalis menjadi mitra dalam membuat sebuah kebijakan yang menyejahterakan masyarakat.
“Kalau ada teman OPD yang anti, jangan. Karena kita bisa berteman dengan jurnalis, karena bisa mempengaruhi kebijakan dari dalam, maupun mempengaruhi orang terhadap kebijakan kita,” ucapnya.
Editor : Joko Piroso