Hasbi Hismanudin, Pemuda Tanpa Gelar yang Temukan Bug di Situs Pemerintah hingga NASA

Jakarta, iNews.id – Siapa bilang sukses di bidang teknologi harus bergelar sarjana? Hasbi Hismanudin membuktikan sebaliknya. Meski tanpa gelar pendidikan tinggi, pria muda ini justru sukses meniti karier sebagai Security Operation Center (SOC) Analyst Tier 2 di Lintasarta, salah satu perusahaan besar di bidang layanan digital dan telekomunikasi di Indonesia.
Bukan hanya bekerja di posisi penting, Hasbi juga dikenal luas karena kemampuannya menemukan kerentanan sistem (vulnerability) di berbagai situs dan instansi besar, baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Salah satu prestasinya yang paling membanggakan adalah ketika ia berhasil menemukan kerentanan di belasan situs milik instansi pemerintah Indonesia. Temuannya ini diapresiasi oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dalam bentuk penghargaan resmi.
Tak lama berselang, Hasbi kembali menunjukkan keahliannya dengan menemukan celah pada sistem milik Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes). Ia pun kembali menerima penghargaan atas kontribusinya menjaga keamanan data digital.
Hebatnya lagi, perusahaan teknologi Axioo juga memberikan penghargaan setelah Hasbi menemukan celah di sistem mereka. Ia bahkan mendapat apresiasi dari organisasi profesional seperti Perhimpunan Sarjana Kesehatan Masyarakat Indonesia (PERSAKMI) dan lembaga pendidikan SMK Madinatul Quran karena kontribusinya di bidang keamanan siber.
Namun pencapaian puncaknya datang dari luar negeri. Hasbi berhasil menemukan kerentanan pada sistem milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA). Temuan tersebut tidak hanya diterima, tapi juga dibalas dengan surat resmi “Letter of Appreciation” dari NASA sebagai bentuk penghargaan atas kontribusinya menjaga keamanan sistem mereka.
Meski tanpa gelar, nama Hasbi Hismanudin kini dikenal di kalangan komunitas keamanan siber, baik nasional maupun internasional. Kisahnya jadi bukti bahwa keahlian, semangat belajar, dan konsistensi bisa membuka jalan menuju sukses — bahkan hingga ke level dunia.
Editor : Joko Piroso