Silicon Valley Solo Siap Bangun Ekosistem Teknologi Pertama di Indonesia

SOLO,iNewsSragen.id - Sebuah ekosistem inovasi dan teknologi pertama di Indonesia yang menghubungkan mahasiswa, wirausahawan, dan pemimpin teknologi global bernama Silicon Valley Solo (SVS) bakal resmi berdiri di Kota Solo.
Proyek itu diinisiasi CEO of Parallaxnet USA, Mazhar Durrani, bermitra dengan seorang pengusaha lokal asal Solo bernama Iskandar, yang memiliki basis berlatar sarjana pendidikan.
Dengan pengalaman mendalam di bidang pendidikan dan teknologi cloud, Durrani melihat potensi besar untuk memberikan peluang global bagi talenta lokal Indonesia dengan memilih Kota Solo sebagai pusatnya.
Dalam kegiatan sosialisasi dan perkenalan, Durrani menjelaskan bahwa pilihan Solo sebagai tempat untuk mengembangkan SVS bukanlah kebetulan. Menurutnya, Solo memiliki budaya yang kaya, universitas yang kuat, dan masyarakat yang siap bertransformasi menjadi pusat teknologi global
"Kota Solo letaknya strategis, dapat dijangkau dengan berbagai sarana transportasi. Solo memiliki kekayaan budaya dan sejarah sehingga berpotensi besar dalam dunia teknologi dan inovasi," kata Durrani usai sosialisasi di gedung SVS yang menempati eks Hotel Sanastri, Penumping, Laweyan, Solo, Sabtu (9/8/2025).
Ia menjelaskan, misi utama dari proyek SVS ini adalah memastikan bahwa tidak ada anak yang tertinggal dalam revolusi teknologi. SVS berfokus pada menyediakan akses pendidikan teknologi yang setara bagi semua lapisan masyarakat, tanpa memandang latar belakang.
"Kami ingin menjadikan pelatihan kelas dunia dapat diakses oleh semua orang," tambah Durrani.
Untuk mengatasi kesenjangan pendidikan yang ada, SVS membawa teknologi terbaru, kurikulum global, dan budaya startup khas Silicon Valley langsung ke Solo. Hal ini diharapkan dapat mempercepat proses transformasi teknologi dan melahirkan generasi baru yang siap bersaing di tingkat global.
Menyinggung program - program unggulan, SVS menawarkan berbagai program pelatihan, antara lain Internet of Things (IoT), keamanan siber, perangkat lunak sumber terbuka, Bahasa Inggris tingkat lanjut, serta inkubasi startup.
"Semua program ini dirancang untuk menyiapkan talenta lokal agar siap bekerja di industri teknologi dunia," ujarnya.
Inisiatif ini juga diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal. Dengan mempertahankan talenta di Solo, menciptakan lapangan kerja, menarik investor, dan mengembangkan startup lokal, SVS menjadi katalisator dalam menciptakan ekosistem teknologi yang mandiri dan berkelanjutan.
"Keberhasilan proyek ini tidak bisa dicapai tanpa dukungan dari berbagai mitra kunci. Beberapa mitra utama yang terlibat dalam proyek ini antara lain Virtalus untuk solusi cloud, Parallaxnet untuk pendidikan, serta universitas lokal sebagai sumber talenta, ditambah dukungan dari pemerintah daerah," sebutnya.
Sementara, Iskandar selaku mitra menambahkan, SVS yang secara resmi akan dibuka pada Oktober 2025 mendatang merupakan yang pertama di Indonesia. Tujuannya adalah untuk melatih, mendidik, generasi muda terutama di Solo Raya.
"Harapannya, kami bisa membantu generasi muda mengenai cara mendapatkan pekerjaan yang selama ini tidak pernah terbayangkan oleh mereka. Bahwa ternyata diluar negeri itu banyak kesempatan dan peluang kerja secara online," jelasnya.
Menurutnya, peluang itu selama ini banyak dimanfaatkan oleh orang-orang dari luar Indonesia, diantaranya India, Pakistan, dan Philipina. Hal itu terjadi lantaran beberapa perusahan di luar negeri menilai orang Indonesia tidak bisa berbahasa Inggris.
"Karena kita bekerja dengan orang luar negeri, maka yang pertama harus dikuasai adalah bahasa Inggris yang merupakan bahasa global. Jadi, mereka yang masuk pelatihan ini dipastikan sudah diterima bekerja," pungkas Iskandar.
Editor : Joko Piroso