get app
inews
Aa Text
Read Next : Video Anjing Dikuliti Hidup-Hidup Viral, Kapolres Sragen Pastikan Bukan Terjadi di Sragen

Densus 88: Propaganda Radikal ISIS Masuk ke Anak-Anak Lewat Platform Digital

Kamis, 11 September 2025 | 12:49 WIB
header img
Edukasi peran keluarga dinilai penting untuk mencegah anak-anak terjebak propaganda radikal di dunia maya.Foto:Ilustrasi

SEMARANG, iNewsSragen.id – Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror mengungkap fakta mengejutkan terkait modus kelompok teroris ISIS dalam menjaring simpatisan baru. Media sosial kini dijadikan sarana utama penyebaran propaganda radikal yang menyasar anak-anak muda, bahkan anak di bawah umur.

Hal ini diungkapkan oleh Katim Semarang Raya Satgaswil Jateng Densus 88 Antiteror, AKP Yusuf, saat Tim Satgas Wilayah Jawa Tengah menyambangi kediaman Ketua TP PKK Jawa Tengah, Nawal Arafah Yasin, di Kota Semarang.

Menurut Yusuf, pola rekrutmen ISIS melalui media sosial sudah berlangsung sejak kelompok itu mendeklarasikan diri pada 2014. Prosesnya dilakukan bertahap, mulai dari penyebaran propaganda, pemetaan reaksi audiens, pendekatan personal, hingga perekrutan aktif.

“Kelompok ISIS menggunakan media sosial untuk menyampaikan propaganda, dan hal tersebut juga berpengaruh pada anak-anak. Media sosial yang luas membuat anak mudah terpengaruh. Mereka sering membungkus propagandanya dengan isu ketidakadilan,” jelas Yusuf, Senin (8/9/2025).

Setelah tahap pendekatan, lanjut Yusuf, para simpatisan muda diarahkan untuk melakukan baiat atau sumpah setia, lalu diberikan doktrin keras yang mendorong mereka pada aksi kekerasan hingga teror.

“Pada tahap ini mereka mulai mengikat dengan baiat dan doktrin keras untuk mengendalikan calon simpatisan agar siap melakukan tindakan kekerasan, bahkan teror,” ungkapnya.

Data kepolisian memperlihatkan fenomena mengkhawatirkan. Dalam kerusuhan akhir Agustus 2025 di Jawa Tengah, tercatat 1.747 orang diamankan. Dari jumlah tersebut, 1.058 di antaranya adalah anak-anak.

“Ini miris sekali. Saat dijemput ibunya, banyak yang menangis. Dari sini kami melihat betapa kuatnya peran orang tua, terutama ibu, dalam memberikan edukasi agar anak tidak mudah terpengaruh propaganda radikal,” tambah Yusuf.

Hal senada disampaikan Kompol Ghofar, Kepala Unit Identifikasi dan Sosialisasi (Idensos) Satgaswil Jateng Densus 88. Ia menegaskan bahwa strategi kelompok radikal memang bergeser ke generasi muda.

“Kalau pelaku dewasa relatif lebih mudah didorong ke program deradikalisasi. Tapi sekarang strategi mereka menyasar anak-anak. Pergeseran ini sangat berbahaya,” tegas Ghofar.

Untuk mencegah fenomena ini, Densus 88 menggandeng ruangobrol.id dan TP PKK Jateng. Melalui peran aktif Ning Nawal serta ibu-ibu PKK, diharapkan edukasi dan pengawasan keluarga terhadap aktivitas digital anak-anak semakin diperkuat.

“Keluarga adalah benteng pertama. Ibu punya peran penting untuk mengawasi aktivitas digital anak agar tidak terjebak propaganda radikal maupun ajakan kekerasan,” tutup Yusuf.

Upaya kolaboratif antara aparat keamanan, organisasi masyarakat, dan keluarga ini diharapkan mampu menjadi tameng kokoh dalam melindungi generasi muda dari ancaman ideologi radikal yang disebarkan kelompok teroris ISIS.

Editor : Joko Piroso

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut