Puluhan Warga Bangetayu Semarang Keracunan Makanan Hajatan, 21 Orang Dilarikan ke RSUD Wongsonegoro

SEMARANG, iNewsSragen.id – Suasana hajatan di Kelurahan Bangetayu Wetan, Kecamatan Genuk, Kota Semarang, berubah menjadi kepanikan setelah puluhan warga mengalami gejala keracunan makanan. Acara tahlilan kematian yang digelar pada Jumat (12/9/2025) malam itu berakhir dengan 21 orang dilarikan ke RSUD Wongsonegoro akibat muntah dan diare.
Kapolsek Genuk, Kompol Rusmanto, menjelaskan bahwa makanan yang disajikan dalam hajatan tersebut berupa nasi kotak berisi nasi putih, acar, sambal goreng hati ayam, dan olahan daging sapi. Tidak lama setelah warga mengonsumsi hidangan tersebut, sejumlah orang mulai mengeluhkan sakit perut, mual, hingga muntah.
“Setelah pulang dan mengonsumsi makanan tersebut, beberapa warga mulai mengeluhkan sakit perut dan mual. Hingga tengah malam, tercatat ada 21 orang yang harus dibawa ke RSUD Wongsonegoro karena mengalami muntah dan diare,” ujarnya, dikutip dari iNewsSemarang.id, Sabtu (13/9/2025).
Polisi bersama tim kesehatan segera bergerak cepat mengamankan sampel makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan. Sampel tersebut sudah dikirim ke Laboratorium Kesehatan Kota Semarang untuk dilakukan pengujian lebih lanjut.
Selain itu, pihak kepolisian juga telah meminta keterangan dari keluarga penyelenggara hajatan. Namun, penyelidikan sempat terkendala karena anggota keluarga tuan rumah juga ikut menjadi korban keracunan dan tengah menjalani perawatan medis.
“Pihak keluarga belum bisa memberikan keterangan lebih jauh karena juga sedang dalam perawatan akibat keracunan,” jelas Rusmanto.
Hingga Sabtu (13/9/2025) siang, kepolisian masih berkoordinasi dengan Puskesmas Bangetayu untuk memantau kondisi kesehatan warga yang terdampak. Sebagian besar korban diketahui mengalami dehidrasi akibat diare dan muntah berulang, namun berangsur membaik setelah mendapatkan penanganan medis.
Pihak kepolisian mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati dalam penyajian makanan pada acara besar. Mulai dari kebersihan bahan, cara pengolahan, hingga penyimpanan makanan perlu diperhatikan untuk menghindari kejadian serupa.
Keracunan massal akibat konsumsi makanan hajatan bukan kali pertama terjadi di Jawa Tengah. Kasus ini menambah catatan pentingnya pengawasan kualitas makanan, terutama pada acara yang melibatkan banyak orang.
Peristiwa ini tentu menimbulkan kekhawatiran warga sekitar. Beberapa tetangga korban menyebut bahwa hajatan yang semula berlangsung khidmat berubah menjadi kepanikan setelah satu per satu tamu mengeluh sakit. “Awalnya hanya dua orang, lalu bertambah terus sampai belasan, akhirnya harus dibawa ke rumah sakit,” ungkap salah satu warga.
Saat ini, masyarakat Bangetayu berharap hasil uji laboratorium segera keluar untuk memastikan penyebab pasti keracunan. Pemerintah Kota Semarang juga diminta turun tangan memberikan pendampingan medis maupun bantuan sosial bagi keluarga terdampak.
Editor : Joko Piroso