get app
inews
Aa Text
Read Next : Mata Air Sendang Dawang Kembalikan Harapan Ratusan Warga Desa Bandungharjo Grobogan

Tragedi di Sekolah: Siswa SMP di Grobogan Tewas Diduga Akibat Bullying, Tiga Teman Diamankan Polisi

Minggu, 12 Oktober 2025 | 12:03 WIB
header img
Pelajar SMP di Grobogan tewas diduga korban bullying teman kelas.Foto: Ilustrasi/ist

GROBOGAN, iNewsSragen.id — Dunia pendidikan kembali tercoreng oleh tindakan kekerasan di lingkungan sekolah. Seorang pelajar berinisial ABP (13), siswa kelas VII SMP Negeri 1 Geyer, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, ditemukan meninggal dunia di kompleks sekolah pada Sabtu siang (11/10/2025).

Korban diduga kuat menjadi korban perundungan (bullying) dan tindak kekerasan fisik yang dilakukan oleh teman-teman sekelasnya.

Peristiwa memilukan ini sontak membuat warga sekolah dan masyarakat setempat geger. Tiga siswa yang diduga terlibat langsung dalam aksi kekerasan tersebut diamankan polisi untuk dimintai keterangan di Mapolres Grobogan.

Dalam rekaman video amatir yang beredar, tampak tiga pelajar berseragam sekolah digiring petugas ke mobil polisi dari halaman sekolah. Mereka terlihat tertunduk dan tak berani menatap kamera. Suasana di sekolah tampak tegang, sementara sejumlah orang tua siswa berdatangan untuk mencari tahu kabar sebenarnya.

Menurut keterangan sejumlah saksi di lokasi, kejadian berawal saat jam istirahat berlangsung. Korban terlihat tiba-tiba tergeletak dan mengalami kejang-kejang di teras sekolah. Beberapa teman panik dan segera memindahkannya ke ruang UKS untuk mendapatkan pertolongan pertama, namun nahas — nyawanya tak tertolong.

“Kami tahunya setelah melihat Angga (ABP) kejang-kejang di teras. Kami bantu bawa ke UKS, tapi dia sudah tidak sadarkan diri,”

ujar Mutia dan Syamara, pengurus OSIS SMPN 1 Geyer, saat ditemui di rumah duka.

Setelah dinyatakan meninggal dunia, jasad korban dibawa ke Puskesmas Geyer, kemudian dirujuk ke RSUD dr Soedjati Purwodadi untuk pemeriksaan lebih lanjut. Polisi memasang garis polisi di area kejadian dan memeriksa sejumlah guru serta siswa sebagai saksi.

Keluarga Ungkap Sinyal Perundungan Sebelum Meninggal

Dari penuturan pihak keluarga, sebelum meninggal, ABP sempat beberapa kali mengeluh sakit di bagian kepala dan dada, serta menolak berangkat ke sekolah karena merasa takut. Pujio, paman korban, mengungkapkan bahwa keponakannya itu sudah pernah mengadu menjadi korban bullying.

“Dia sempat mengaku dibully dan dipukul sama teman-temannya. Neneknya juga sudah datang ke sekolah untuk meminta pihak sekolah menghentikan perundungan itu,”

ungkap Pujio, paman korban.

Korban diketahui tinggal bersama neneknya di Desa Ledokdawan, Kecamatan Geyer, sementara kedua orang tuanya bekerja di Cianjur, Jawa Barat. Menurut keluarga, aksi perundungan terhadap Angga sudah berlangsung selama tiga minggu terakhir.

Kini, kedua orang tua korban dilaporkan sedang dalam perjalanan pulang ke Grobogan untuk mengurus pemakaman anak semata wayang mereka.

Hasil pemeriksaan awal di Puskesmas menunjukkan adanya luka lebam pada bagian dada korban, diduga akibat benturan benda tumpul. Kapolres Grobogan menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan penyelidikan menyeluruh dan memastikan unsur pidana dalam kasus perundungan tersebut.

“Kasus ini menjadi perhatian serius. Kami akan mendalami motif dan kronologi kejadian, termasuk pemeriksaan terhadap pihak sekolah,” ujar Kapolres Grobogan kepada wartawan.

Sementara itu, Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan menyatakan akan melakukan evaluasi terhadap pihak sekolah, termasuk pembinaan terhadap siswa dan guru agar peristiwa serupa tidak terulang.

Tragedi ini menambah daftar panjang kasus kekerasan dan perundungan di sekolah yang menelan korban jiwa. Publik menuntut agar dunia pendidikan tidak lagi abai terhadap tanda-tanda kekerasan di antara pelajar.

Editor : Joko Piroso

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut