get app
inews
Aa Text
Read Next : Polisi Selidiki Temuan Mayat Perempuan di Polokarto, Diduga Korban Pembunuhan

Kisruh Irigasi Jono–Gawan Memanas: Sawah Gagal Tanam Tiga Kali, Petani Ancam Tutup Saluran

Senin, 24 November 2025 | 18:15 WIB
header img
Petani Desa Jono protes gelar poster di area irigasi sawah yang gagal tanam akibat genangan air imbas polemik saluran irigasi Jono–Gawan.Foto:Istimewa

SRAGEN, iNewsSragen.id - Polemik saluran irigasi antara Desa Jono dan Desa Gawan memanas. Puluhan hektare sawah di Desa Jono mengalami gagal tanam hingga tiga kali karena tergenang air selama berminggu-minggu. Masalah ini dipicu oleh tertutupnya saluran irigasi di perbatasan Jono–Gawan, sehingga air tidak bisa mengalir ke Bengawan Solo.

Petani Desa Jono mendesak saluran menuju Gawan segera dibuka. Jika tuntutan tidak dipenuhi, mereka mengancam akan menutup saluran air dari barat yang mengalir dari Ketro, Karangwaru, dan Slogo menuju Jono.

“Intinya warga petani Jono meminta saluran perbatasan dibuka. Kalau tidak, kami akan menutup saluran arah barat,” ujar Sukardi, perwakilan petani Jono, Senin (24/11).

Penutupan jalur air di Gawan membuat lahan Gawan lebih subur, namun berdampak buruk bagi Jono. Air kiriman justru “mbalik” dan menggenangi lahan hingga gagal tanam berulang.

Hingga kini, petani Jono belum menutup saluran barat, namun mereka memperingatkan dampak serius jika itu dilakukan. “Karangwaru bisa ikut tergenang kalau kami tutup,” tambah Sukardi.

Bupati Sragen dijadwalkan meninjau lokasi bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo untuk mencari solusi konkret.

Sementara itu, Kepala Desa Gawan, Sutrisno, menegaskan bahwa Gawan tidak berniat merugikan Jono dan justru ikut menjadi korban banjir. Ia membantah adanya penutupan total saluran, menjelaskan bahwa pengalihan aliran hanya dilakukan di percabangan saluran Plupuh–Karungan agar Gawan tidak terdampak dua arus sekaligus.

Menurutnya, banjir yang menggenangi Jono dan Gawan berasal dari debit air kiriman besar dari Karangasem, Ketro, Slogo, Brumbung, dan Gabugan. Masalah semakin rumit karena aliran dari wilayah tersebut tidak lancar menuju Bengawan Solo.

Sutrisno menawarkan beberapa solusi teknis, seperti pemecahan air dari Brumbung–Karangasem ke sungai kecil di Ngrayapan, pembuatan saluran baru di Jono menuju Kerokan, hingga pembukaan jalur air di Desa Gentan. Ia juga menilai saluran utama menuju Bengawan Solo perlu diperdalam.

Sayangnya, ia menyayangkan penanganan yang lambat. “BBWS sudah turun, tapi hanya cek lokasi. Masalah belum terurai. Kalau hujan deras, nasib kami tetap sama,” ujarnya.

Di sisi lain, Anggota Komisi III DPRD Sragen, Basuki, meminta Bupati memerintahkan DPU turun langsung melakukan survei dan mencari akar masalah. Ia menegaskan normalisasi saluran harus segera dilakukan agar tidak mengancam musim tanam dan program ketahanan pangan nasional.

Editor : Joko Piroso

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut