Embung Mangkrak Disulap Jadi Sentra Ekonomi Rp1,8 Miliar: Warga Tersenyum, UMKM Bangkit
SRAGEN, iNewsSragen.id - PT BPR BKK Karangmalang, Sragen, mencatat capaian inovatif dalam optimalisasi sumber daya desa melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). Perusahaan berhasil menghidupkan kembali embung-embung menganggur di enam desa, mengubahnya menjadi sentra budidaya ikan yang berpotensi menghasilkan nilai ekonomi mencapai Rp1,8 miliar dari satu siklus pembesaran ikan, Jumat (5/12/2025).
Program CSR tersebut berlangsung konsisten selama tiga tahun terakhir, dengan tujuan meningkatkan ketahanan pangan, gizi masyarakat, dan memberdayakan ekonomi desa. Salah satu titik pengembangan berada di Embung Jurang, Desa Sono, tempat kegiatan penebaran bibit ikan dilakukan pada hari ini. Total bibit yang ditebar mencapai 250.000 ekor ikan nila, masing-masing dengan berat awal sekitar 1 gram.
Direktur BPR BKK Karangmalang, Raji, menjelaskan bahwa dalam masa pemeliharaan sekitar tujuh bulan, berat ikan dapat meningkat menjadi 250 gram per ekor. Dari perhitungan tersebut, panen diperkirakan dapat mencapai 6,25 ton, dan dengan asumsi harga Rp30.000 per kilogram, maka nilai total hasil panen berada di kisaran Rp1,8 miliar.
Tahun ini, budidaya ikan nila difokuskan pada enam embung yang masih memiliki pasokan air stabil sepanjang lebih dari enam bulan, yakni:
• Embung/Waduk Jurang di Sono, Mondokan
• Embung Ngrombo Tangen
• Embung Majenang Sukodono
• Embung Sambirejo Plupuh
• Waduk Gembong Saradan
• Embung Nangsri Srimulyo Gondang
Selain mendorong pemberdayaan desa, BPR BKK Karangmalang juga mencatat pertumbuhan aset signifikan. Dana yang dikelola sepenuhnya bersumber dari tabungan serta deposito masyarakat. Hingga kini, total aset tercatat mencapai Rp1,013 triliun.
Bupati Sragen, Sigit Pamungkas, mengapresiasi program tersebut dan menilai CSR ini memiliki multiplier effect kuat di sektor ekonomi lokal. "Ini investasi yang bagus untuk pengembangan ekonomi masyarakat. Nilai dasar bibit 250.000 ekor itu hanya Rp12,5 juta, tapi jika dipelihara 4–5 bulan bisa tumbuh bernilai miliaran. Harapannya CSR ini berkelanjutan, dikelola desa dan kelompok masyarakat agar panen berikutnya bisa membeli benih lagi tanpa perlu bantuan eksternal," tegasnya.
Bupati menambahkan bahwa CSR BKK Karangmalang tidak hanya ditujukan kepada nasabah, tetapi untuk masyarakat Sragen secara menyeluruh. Pemkab yang memiliki porsi saham 49% berharap ada perputaran modal, peningkatan pendapatan warga, dan terbentuknya sistem siklus ekonomi produktif berbasis desa.
Dengan pendekatan sosial-ekonomi terintegrasi, CSR ini diyakini mampu menjadi model pemberdayaan desa dan pengembangan ketahanan pangan berkelanjutan di Sragen.
Editor : Joko Piroso