Cegah Perundungan Sejak Dini, Pemdes Bukuran Bentuk Duta Anti-Bullying di Sekolah
SRAGEN, iNewsSragen.id - Pemerintah Desa (Pemdes) Bukuran, Kecamatan Kalijambe, bersama Paguyuban Sedulur Sragen Bersatu (SSB) menggelar edukasi anti-bullying bagi siswa dan guru sekolah dasar sebagai langkah pencegahan dini kasus perundungan. Kegiatan tersebut berlangsung di pendopo Omah Pintar Bukuran, Jumat (12/12), diikuti sekitar 140 siswa dari SD Bukuran 1 dan 2 serta guru dan perwakilan Muspika Kalijambe.
Pakar Hukum Pemerhati Perempuan dan Anak, Muhtar, hadir sebagai narasumber. Ia menegaskan bahwa pendidikan karakter harus dimulai sejak usia sekolah dasar agar potensi perundungan dapat ditekan. “Kami ajarkan tiga hal dasar, yaitu membiasakan tiga kata: terima kasih, maaf, dan tolong. Selain itu, mendorong anak menghargai perbedaan,” jelasnya.
Muhtar juga mendorong sekolah untuk membentuk Duta Anti-Bullying sebagai kader penggerak di lingkungan sekolah. Para duta ini diharapkan mampu membantu mengawasi, melaporkan, dan memberi contoh perilaku positif kepada teman-temannya. “Kami mulai dari Bukuran Kalijambe dan akan bergerak ke wilayah lain,” ujarnya.
Kepala Desa Bukuran, Heriyanto, menyambut baik kegiatan ini sebagai langkah nyata menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman. “Alhamdulillah kegiatan edukasi anti-bullying berjalan lancar. Kami ingin anak-anak Bukuran tumbuh sebagai generasi baik, tidak membully, tidak bertengkar, dan saling menghargai,” ujarnya.
Ia berharap Desa Bukuran dapat menjadi percontohan Kabupaten Sragen dalam edukasi karakter sejak dini. “Harapan kami bisa menjadi contoh bagi desa-desa lain. Anak-anak adalah generasi penerus bangsa, dan kualitas mereka menentukan masa depan,” tambah Heriyanto. Ia menegaskan bahwa sejauh ini tidak ada kasus menonjol terkait bullying di wilayahnya, namun langkah pencegahan tetap harus diperkuat.
Petugas Dinas DPPKBPPPA Sragen, Tini Hastanti, menyatakan dukungan penuh terhadap kolaborasi PPA, Pemdes Bukuran, dan SSB. Ia menilai sinergi ini penting mengingat banyak kasus perundungan yang tidak terlaporkan. “Kasus bullying ini seperti fenomena gunung es. Banyak yang tak terlihat. Karena itu, kami sambut baik kolaborasi ini sebagai komitmen menuju Anak Indonesia Emas 2045,” tegasnya.
Editor : Joko Piroso