SRAGEN, iNewsSragen.id – Kisah Pangeran Diponegoro konon memiliki daya tarik pribadi yang kuat di mata kaum hawa. Tak ayal kehidupan asmara sang pangeran juga menarik diselami karena memiliki kedekatan dengan banyak perempuan cantik waktu itu.
Pangeran Diponegoro konon pernah menyebutkan, salah satu kekalahan terbesarnya saat perang akibat godaan perempuan muda cantik beretnis Tionghoa. Perempuan cantik itu yang bukan istri dan bukan pula selirnya. Perempuan itu merupakan tawanan perang di Kedaren, yang kemudian ia jadikan tukang pijatnya.
Menurut Peter Carey pada bukunya "Takdir Pangeran Diponegoro 1785 - 1855" mengisahkan bagaimana kehidupan keluarga sang pangeran yang begitu dinamis. Di Tegalrejo ia mempunyai empat orang istri dan beberapa selir atau istri tidak resmi. Bahkan salah seorang selirnya yang terakhir cukup cantik jelita sempat memancing mata keranjang Asisten Residen Belanda untuk Yogyakarta P. F. H. Chevallier, yang memang suka main perempuan.
Selir Diponegoro itu konon dikisahkan pernah hidup beberapa bulan bersama sang Asisten Residen Belanda sebelum Perang Jawa terjadi. Setidaknya Pangeran Diponegoro memiliki 17 anak terdiri dari 12 anak laki-laki dan lima anak perempuan, dari istri - istri resminya.
Selama masa perang, setelah kematian istri keempat Pangeran Diponegoro bernama Raden Ayu Maduretno ia mengawini tiga perempuan baru sekaligus di penghujung November 1827. Salah satunya adalah Raden Ayu Retnoningsih (1810 - 1885), putri Bupati Keniten (Madiun), dan kemenakan perempuan Raden Ronggo Prawirodirjo III, yang di mata Pangeran Diponegoro adalah seorang pahlawan.
Saat dinikahi Pangeran Diponegoro, konon Raden Ayu Retnoningsih masih berada di usia 17 tahun. Sosoknya diakui Knoerle opsir yang mengawal sang pangeran di pengasingan, begitu cantik. Knoerle tahu sosok Retnoningsih sebab Retnoningsih-lah satu-satunya istri resmi yang menemani Pangeran Diponegoro di pengasingan dan memberinya dua anak.
Pangeran Diponegoro konon kerap kali membanggakan keahliannya dalam hal menaklukkan hati perempuan.
Bahkan saat berada di pengasingan Residen Manado Pietermaat pernah berbincang-bincang dengan sang pangeran dan percakapan yang paling digemari sang pangeran tentu perempuan - perempuan yang melihatnya sebagai seorang kekasih yang menawan.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait