Tradisi Kawin Lari di Wisata Desa Sade, Mengepel Rumah dengan Kotoran Sapi

Joko Piroso
Pintu masuk Desa Sade: Foto: Pernita/MPI

Di sini juga kebanyakan mata pencahariannya petani, tapi hanya setahun sekali (panennya). Lalu perempuan umur 9 tahun juga disini harus bisa menenun dulu baru boleh menikah, Ujar Bobi.

Untuk penerangan desa tersebut juga masih sangat tradisional, mereka menggunakan lampu minyak dan kerang yang disangga kayu sebagai wadahnya. Menariknya lagi, di Desa tersebut juga masih mengedepankan perkawinan dengan garis keturunan yang sama.

Biasanya mereka menikah dengan sepupu. Tak hanya itu, mereka juga menikah dengan tradisi kawin lari. Menurut Bobi hal tersebut untuk melestarikan tradisi Suku Sasak.

Justru kalau melamar itu melawan adat dan tidak melestarikan tradisi. Kalau laki-laki yang sulung menikah, mereka pergi dan buat kampung lagi. Kalau yang terakhir masih bisa tinggal di desa yang sama, pungkas.

Editor : Joko Piroso

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network