SRAGEN, iNewsSragen.id - Warga Desa Kedawung, Kecamatan Kedawung, Sragen, Jawa Tengah rela antri di kantor balai desa untuk menebus beras murah, Jumat (20/1/2023).
Operasi Pasar yang digelar Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divre Surakarta ini merupakan beras yang dijual seharga Rp 8.500/kilogram.
Warga rela mengantri sejak pagi demi bisa mendapat jatah 10 kg beras premium yang disediakan Bulog.
Mahalnya harga beras di pasaran yang tembus Rp 12.000 per kilogram membuat OP yang menyediakan 5 ton beras, habis dalam beberapa jam saja diserbu warga.
Menurut Pemimpin Cabang Bulog Sub Divre Surakarta, Andi Nugroho mengatakan, Operasi Pasar yang digelar dengan istilah Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) digelar karena harga beras saat ini sedang tinggi, lebih dari Rp 10.000 per kilogram.
Di Kedawung ini total ada 5 ton beras premium yang disediakan untuk 500 warga. Dalam SPHP atau OP, Bulog menyedikan beras kualitas premium dengan harga Rp 8.300 per kg.
Sementara biaya ongkos angkutan operasional sehingga harga tebus di warga bisa Rp 8.400 sampai Rp 8.500. SPHP atau OP digelar sesuai penugasan dari pemerintah melalui Badan Pangan Nasional, katanya.
Andi menambahkan, OP sudah digelar secara masif ke pasar rakyat, pedagang eceran, pedagang pasar tradisional hingga langsung ke warga. Namun, untuk Operasi Pasar langsung ke warga, tidak ada spesifikasi atau syarat khusus bagi warga yang akan menebus.
Hari ini Bulog salurkan ke warga tujuannya agar tepat sasaran dan langsung diterima warga dengan harga sesuai ketentuan HET (harga eceran tertinggi). Sudah terjadwal masing-masing kabupaten kota, ujarnya.
Andi menjelaskan OP beras murah sudah digelar dari awal bulan dengan sekitar 3000 ton sudah tersalurkan di wilayah Soloraya. OP digelar sebagai upaya pemerintah untuk menstabilkan harga.
Stok Bulog saat ini kurang lebih 3.600 ton dan dianggap masih dalam batas aman. Apalagi sebentar lagi bukan Februari diprediksi di kabupaten Sragen sudah panen raya.
Berdasarkan hasil koordinasi dengan dinas setempat, di Sragen total ada 37 titik yang akan dijadikan lokasi Operasi Pasar beras murah.
Salah satu warga Desa Kedawung, Suwanti mengatakan, kami dari pagi sudah mengantri untuk mendapatkan beras murah di kantor Desa. Suwanti berharap harga bisa normal seperti kemarin-kemarin soalnya tahu sendiri habis pandemi covid-19, cari rejeki juga susah sementara harga sembako terus naik. “Untuk itu kami memohon pada pemerintah supaya harga sembako stabil seperti kemarin,” katanya.
Wakil Ketua Perpadi (persatuan pengusaha penggilingan beras dan padi) kabupaten Sragen, Widyastuti memantau langsung Operasi Pasar, mengapresiasi positif kegiatan itu.
Hal ini merupakan ikhtiar campur tangan pemerintah dalam rangka menstabilkan harga beras yang saat ini sangat tinggi di pasaran.
"Harga medium saja sekarang di atas Rp 11.000, makanya pemerintah bekerjasama dengan Bulog dan Bapanas menurunkan beras murah tebus dari Bulog. Ini sangat bagus karena ada selisih lumayan untuk kepentingan masyarakat. Biar harga beras tidak lagi bergejolak tinggi dan dibagikan ke warga langsung agar tepat sasaran,” katanya.
Widyastuti mengapresiasi tingginya animo warga menebus beras murah program SPHP. Bahkan ada yang rela antri sampai pagi demi bisa mendapat 10 kg beras murah kualitas premium. "Ini bagus karena langsung ke masyarakat dan tepat sasaran, pungkasnya.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait