SRAGEN, iNewsSragen.id – Korban tabrak lari terjadi di wilayah Kabupaten Sragen, Jawa tengah Kamis (2/2/2/23) dini hari tadi. Kecelakaan tersebut mengakibatkan salah seorang meninggal dunia. Namun korban lainnya justru membuat hoax dan seolah-olah korban meninggal dibacok dan dikeroyok.
Diberitakan iNewsSragen.id sebelumnya, menurut Kapolres Sragen AKBP Piter Yanottama melalui Kasi Humas, Iptu Ari Pujiantoro mengatakan, peristiwa lakalantas tersebut terjadi sekitar pukul 01.30 WIB, melibatkan motor Scoopy berpelat nomor AD 2585 YP dan mobil tidak dikenal.
Korban bernama Kordiyanto (21), warga DK Jengglong, Desa Buntar, Kecamatan Mojogedang, Karanganyar. Korban memboncengkan temennya yang bernama Topik Mulya Pradana (21), warga DK Jengglong, Desa buntar, Kecamatan Mojogedang.
Lantas tiba-tiba mereka ditabrak mobil dari belakang. Kemudian mobil tersebut kabur. Akibat kejadian tersebut Kordiyanto meninggal dunia dengan kondisi cukup mengenaskan. Sementara Topik mengalami luka ringan dan dilarikan ke RSUD dr. Soehadi Prijonegoro.
Informasi dilapangan, masalah semakin besar ketika korban Topik justru menyebarkan berita bohong ke media sosial (Medsos) yang diikuti anggota Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT). Seolah-olah mereka ditabrak, dikeroyok dan dibacok sejumlah orang dalam mobil tersebut.
Sehingga kabar tersebut membuat situasi di kabupaten Sragen tidak kondusif. Lantaran ada kabar para warga PSHT dari Karanganyar, Ngawi dan daerah sekitar lainnya berencana menggeruduk Sragen.
Namun setelah dilakukan pemeriksaan pada tubuh jenazah dan korban yang mengalami luka, tidak ada tanda-tanda pengeroyokan tersebut. Selain itu Topik justru terbukti mendapat pengaruh alkohol dan obat-obatan terlarang.
Melihat situasi tersebut, Jajaran polres Sragen segera mengambil tindakan untuk berkoordinasi dengan ketua PSHT. Baik PSHT Cabang Sragen, Pusat Madiun maupun PSHT P16. Kemudian dilakukan klarifikasi dan pengakuan dari korban tabrak lari agar situasi Sragen kembali kondusif.
Kapolres Sragen AKBP Piter Yanottama mengatakan, ada kecelakaan lalu lintas dengan dua orang korban, lantas salah satunya meninggal dunia. Namun dia memastikan tidak ada pengeroyokan pada kedua korban tersebut. ”Terjadi informasi hoax yang disampaikan Topik. Ketika ditabrak mobil avanza, katanya keluar beberapa orang dan melakukan penganiayaan,” katanya.
Setelah laporan masuk, pihaknya segera menerjunkan tim. Namun hasil visum dokter, luka yang dialami bukan akibat tindak kekerasan maupun sayatan senjata tajam. Kemudian dari korban, banyak keterangan simpang siur. ”Korban Topik ini kita tes, positif menggunakan pil koplo, jenisnya Trihex dan malamnya mengonsumsi miras,” ujar kapolres.
Korban tabrak lari, Topik. Foto: iNews/Joko P
Hal tersebut diperkuat dari pengakuan Korban bahwa tidak ada pembacokan. Kapolres lantas memburu mobil Avanza warna silver yang terlibat tabrak lari. ”Pada seluruh masyarakat, yang benar tabrak lari, dan tidak ada peristiwa pembacokan,” ujarnya.
Sementara pembuat Hoax Topik Mulya Pradana meminta maaf telah membuat informasi bohong. Dia menegaskan bahwa yang terjadi sebenarnya adalah tabrak lari. Tidak ada penganiayaan dari pihak manapun. ”Kecelakaan di tabrak dari belakang. Mobil setelah nabrak langsung lari,” ujarnya.
Dia mengaku membuat cerita bohong dengan alasan, korban meninggal masih saudara. Lantas dia tidak terima saudaranya tersebut mati dalam kecelakaan. Topik sendiri mengaku saat kejadian tengah dalam kondisi mabuk.
Sementara Ketua PSHT Cabang Sragen Pusat Madiun Sunanto bersama Ketua PSHT Cabang Sragen P16 Suwanto, menghimbau warga PSHT tidak terpancing provokasi. Kejadian yang tersebar di medsos adalah murni tabrak lari. Sehingga warga PSHT dari luar kota tidak perlu masuk ke Sragen dan membuat situasi menjadi tidak kondusif, pungkanya.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait